Meneladani Gus Dur Merawat Bahasa Jawa di Lingkungan Keluarga

 Meneladani Gus Dur Merawat Bahasa Jawa di Lingkungan Keluarga

Gus Dur (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Presiden RI ke-4, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memiliki cara unik dalam merawat penggunaan bahasa Jawa dalam lingkup keluarganya.

Meski dan keluarganya tinggal di Jakarta, namun anak-anaknya tetap bisa fasih berbahasa Jawa.

Kisah bagaimana Gus Dur merawat bahasa Jawa dalam lingkungan keluarganya ini diungkapkan oleh cendekiawan muslim, Ulil Abshar Abdalla. Dirinya mengaku kagum dengan Gus Dur yang mampu mewariskan bahasa Jawa kepada anak-anaknya.

“Saya mau “curhat” sedikit soal Gus Dur dan bahasa Jawa. Hal yang agak mencemaskan hari-hari ini adalah banyaknya keluarga Jawa yang mulai meninggalkan bahasa Jawa dalam komunikasi keluarga.

Bahasa Indonesia mengambil alih kedudukan bahasa Jawa di ruang privat,” ungkap Gus Ulil melalui akun Twitternya @ulil dikutip Rabu (4/1/2023).

Namun, lanjut Gus Ulil, hal itu tidak terjadi di keluarga Gus Dur. Ia menyebut puteri-puteri Gus Dur seperti Mbak Alissa, Mbak Yeni, Mbak Anita, dan Mbak Nay, semuanya bisa berbahasa Jawa dengan baik.

“Terutama bahasa Jawa Jombangan yang menggunakan dialek Suroboyoan. Saya kagum pada keluarga Gus Dur dalam soal bahasa Jawa ini,” jelasnya.

Dalam obrolannya dengan Gus Mus, Gus Ulil mendapat info menarik. Bahwa menurut Gus Mus, sosok istri Gus Dur, Bu Sinta Nuriyah-lah yang dianggap berperan dalam mempertahankan bahasa Jawa dalam keluarga Gus Dur.

“Tetapi, saya kira, Gus Dur juga punya peran. Saya sering menyaksikan Gus Dur berbahasa Jawa dalam percakapan personal,” kata Gus Ulil.

Hal lain yang membuat Gus Ulil cukup terkesan dalam keluarga Gus Dur adalah walau bahasa Inggris tidak dipakai sebagai bahasa komunikasi sehari-sehari, tetapi semua puteri Gus Dur fasih berbahasa Inggris.

“Bacaan mereka sejak kecil berbahasa Inggris. Keluarga Gus Dur mungkin bisa menjadi contoh baik: mereka tumbuh dalam tiga bahasa yg dikuasai dengan baik; Jawa, Indonesia, dan Inggris. Semua puteri Gus Dur bisa berbahasa Indonesia dengan baik,” ujarnya.

Menurutnya, hal itu berbeda dengan sebagian generasi baru saat ini. Dimana bahasa Inggris mereka kuasai dengan baik, tetapi mereka akhirnya kehilangan “eloquence” dan kefasihan dalam bahasa Indonesia, apalagi bahasa daerah.

“Dilema bagi generasi baru,” jelasnya. []

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *