Jalan Cinta Rabi’ah Al Adawiyah dalam Mencintai Allah
Kisah Fathimah An-Nisabburiya, Sufi Perempuan dari Persia Mencari Jodoh (Ilustrasi/Hidayatuna)
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Sufi perempuan abad ke-8 M, Rabi’ah Al Adawiyah adalah sosok sufi perempuan peletak dasar mazhab cinta.
Pandangan-pandangan spiritualnya terus hidup di kalangan sufi selanjutnya.
Lantas bagaimana Rabi’ah Al Adawiyah mendefinisikan cinta sejatinya kepada Allah SWT? Dalam sebuah baris-baris puisinya menjelaskan bagaimana cinta Rabi’ah Al Adawiyah begitu agung dan luhur.
Berikut salah satu baris-baris puisi cintanya sebagaimana dikutip dari buku “Pesan-pesan Cinta Rabiah Al Adawiyah” yang ditulis oleh Ahmad Abi:
“Aku mencintaimu dengan cinta.”
“Cinta karena diriku dan cinta karena dirimu.”
“Cinta karena diriku adalah keadaan senantiasa mengingat-MU.”
“Cinta karena diri-Mu adalah keadaan-MU mengungkapkan tabir hingga Engkau dapat aku lihat.”
Definisi cinta Rabi’ah ini menurut Ahmad Abi terdiri dari dua hal. Pertama yaitu ketika sorang hamba mengingat Tuhannya. Berdzikir kepada Allah dalam keadaan apapun, berdzikir dengan hati, lidah, serta menjaga segala amal perbuatannya dari kemurkaan Allah.
“Saat seperti itulah cinta hadir dalam diri seorang hamba. Allah menganugerahkan cahaya cinta-Nya kepada hamba terpilih,” tulis Ahmad Abi dikutip Rabu (4/9/2024).
Kemudian untuk definisi cinta yang kedua yaitu ketika Allah SWT menyibakkan tabir-Nya, sehingga hamba yang dikasihinya mendapatkan kesempatan untuk menjumpainya.
Sebagai informasi, Rabi’ah Al Adawiyah lahir di kota Basrah, sekarang masuk negara Irak. Ia diperkirahan lahir sekitar tahun 713 M – 717 Masehi (95-99 Hijriah). Dan meninggal sekitar tahun 801 Masehi atau 185 Hijriah.
Ulama-ulama besar banyak yang menaruh hormat kepadanya Rabi’ah Al Adawiyah. Salah satu diantaranya adalah Sufyan At-Tsauri, Al-Hasan Al-Bashri, Malik bin Dinar, dan Syaqiq Al-Balkhi. []
