Masuk Islam Menjaga Pola Hidup Sehat Warga Kolombia
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Tren warga Kolombia masuk Islam terus meningkat dari tahu tahun ke tahun. Lantas apa yang memicu penduduk di daratan Amerika Latin ini tertarik memilih Islam?
Tokoh Komunitas Muslim Medellin, Kolombia Ahmed Dasuki menjelaskan salah satu sebab mengapa banyak warga Kolombia dalam beberapa tahun terakhir menjadi mualaf, karena mereka melihat Islam mengajarkan pola hidup sehat.
Sebagaimana diketahui, lanjut Dasuki, masyarakat disana melihat Islam karena di dalam Islam melarang mengkonsumsi alkohol dan seks bebas. Mereka juga mencari jalan yang baik menuju pencerahan spiritual dan gaya hidup sehat.
“Islam yang melarang konsumsi alkohol dan seks bebas membuat pemeluknya tampil beda sehingga menginspirasi masyarakat setempat yang sadar dan memahami pentingnya membangun generasi dan keluarga yang sehat,” kata Ahmed Dasuki dikutip dari Republika, Rabu (30/9/2020).
Selain itu lanjut dia, umat Islam sangat menghormati dan bertoleransi terhadap masyarakat dan budaya Kolombia.
“Ini berarti bahwa meskipun tidak mengambil bagian dalam tradisi Kristen di Kolombia, mereka tidak ingin mengubah perilaku mayoritas penduduk non-Muslim,” ujar Dasuki.
Komunitas muslim di Kolombia rata rata mereka juga tidak ingin memaksakan keyakinan mereka kepada non muslim untuk memeluk Islam. Sebagai gantinya, orang harus menemukan jalan mereka sendiri menuju Islam.
“Jika Anda ingin menjadi mualaf, itu bagus. Jika Anda tidak mau, itu juga baik,” jelasnya.
Dasuki menjelaskan bahwa masjid di sana terbuka untuk siapa saja yang bisa datang kapan saja dan sesering yang mereka inginkan.
“Kita hanya bisa mengajarkan tradisi Muslim kepada orang-orang yang datang untuk belajar Islam,” ungkapnya.
Ia menambahkan, Islam didasarkan pada konsep dialog dan koeksistensi yang berarti, misalnya, bahwa meski konsumsi alkohol dilarang keras, umat Islam tidak akan berusaha untuk mencegah orang lain meminumnya.
“Islam, sangat meng hormati kerabat monoteisnya, Kristen dan Yahudi. Keduanya aktif dalam sosialisasi di Kolombia,” ujar Dasuki. (Hidayatuna/MK)