Masjid Niujie, Mahakarya Bangunan Tertua Peninggalan Muslim di Beijing
HIDAYATUNA.COM – Masjid Niujie merupakan salah satu masjid tertua di Cina. Masjid ini dibangun pada tahun 996 M, di masa Dinasti Song (960-1268). Masjid yang berdiri kokoh sebagai tempat salat dan kegiatan ke Islaman ini terletak di kawasan Niujie, Distrik Xuanwu, Beijing.
Masjid ini di ambil dari nama jalan (Jie) Sapi (Niu) atau jalan Sapi di daerah Xuanwu. Sedangkan dijalanan ini di identikan dengan kawasan penjual masakan halal, terutama makanan halal berbaku bahan baku daging sapi.
Kawasan tersebut memang di khususkan oleh warga untuk memudahkan kaum muslimin mencari bahan baku yang halal. Jadi tidak heran, jika kawasan ini dipenuhi oleh pedagang khas muslim. Sebab kawasan ini merupakan kawasan muslim terbesar di Beijing China, yang jumlah penduduk muslim.
Niujie merupakan kawasan padat berpopulasi muslim terbesar di Beijing. Berdasarkan sensus 1982, orang-orang Hui mewakili hampir dua pertiga (57 persen) dari warga minoritas Beijing.
Data tahun 2010 menyebutkan, terdapat sekitar 13 ribu warga muslim yang bermukim di kawasan ini. Sebagai masjid paling besar di Beijing, Masjid Niujie menjadi pusat komunitas muslim di kota tersebut, yang pada tahun 2010 jumlahnya mencapai 200 ribu jiwa.
Masjid Niujie menjadi masjid tertua di antara 68 lebih masjid yang berada di Beijing lainnya. Masjid ini terbuka untuk umum bagi siapa saja yang mengunjungi dari berbagai mancanegara. Tetapi, untuk ruang utama tertutup untuk umum. Sebab masjid ini sangat tua dan menjadi salah satu warisan budaya china yang harus dilestarikan oleh masyarakat sekitar dan juga pemerintah.
Seni bangunannya yang unik dan menarik, menjadikan Masjid Niujie kerap dikunjungi para wisatawan. Arsitektur masjid memperlihatkan ciri-ciri budaya dan seni Cina. Hiasan kaligrafi dan tulisan Arab yang memenuhi seluruh ruangan masjid merupakan pembeda yang menonjol dengan ba- ngunan Cina lainnya.
Dominasi warna merah pada bangunan masjid mempunyai arti yang istimewa dalam pandangan masyarakat Cina. Merah dianggap melambangkan kehidupan, keberanian, kegagahan, kebaikan, dan keberuntungan.
Masjid Niujie menyimpan banyak hal yang berkaitan dengan sejarah perkembangan Islam di Cina. Di sana masi tersimpan naskah tulisan tangan dan dua makam ulama yang tersohor pada zaman pemerintahan Kubilai Khan.
Sejak awal berdiri, Masjid Niujie mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan. Di masa pemerintahan Dinasti Ming, bangunan masjid mengalami perbaikan, yakni pada tahun 1442. Kemudian masjid ini diperluas lagi pada tahun 1696. Setelah RRC berdiri pada tahun 1949, Masjid Niujie mengalami tiga kali renovasi, yaitu tahun 1955, 1979, dan 1996.
Gerbang masuk ke dalam komplek Masjid Niujie berhadapan dengan tembok besar sepanjang kurang lebih 40 m dan dihiasi marmer berwarna putih. Interior bangunan didekorasi dengan arsitektur khas Cina dan sentuhan desain Arab yang tidak menampilkan figur manusia dan hewan.
Masjid yang berarsitektur campuran kebudayaan Cina dan Islam ini berada di dalam area komplek yang luasnya sekitar 6 ribu meter persegi. Dari luar, arsitektur bangunan dipengaruhi unsur Cina tradisional berupa tipikal bangunan istana Cina.
Di dalamnya terlihat gaya arsitektur Islam dengan sentuhan budaya Cina. Bahkan arsitektur khas Dinasti Qing tampak pada desain ruangan ibadah, berupa aula utama yang cuma peruntukkan bagi muslim.
Langit-langit di depan aula utama didekorasi menggunakan panel persegi, yang di setiap sudutnya berlukiskan desain lingkaran berwarna merah, kuning, hijau dan biru. Pola dekorasi ini serupa dengan pola yang digambar aula utama di Istana Terlarang.
Ruangan ibadah dihiasi kaligrafi Sini (dalam aksara Arab dengan goresan khas Cina), lukisan bunga, serta hiasan kaca berwarna. Di bagian dalam ruangan ibadah ini terdapat 21 buah tiang yang menyangga bagian dalam bangunan.
Hingga seribu orang jamaah dapat tertampung dalam ruang ibadah yang dinamakan dengan nama Aula Tungku itu. Belum termasuk area di tiga buah koridor yang lapang.
Sumber
- Masjid Niuji, Beijing China, kontraktorkubahmasjid.com
- Ensiklopedia Peradaban Islam China Muslim, Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec dan Tim Tazkia