Konferensi Wisata Halal Internasional Digelar di NTB

 Konferensi Wisata Halal Internasional Digelar di NTB

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Wisata halal akan segera dirembuk oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang akan digelar Lombok, Nusa Tenggara Barat, atau NTB, pada 10-11 Oktober 2019 dalam Konferensi Wisata Halal. Kegiatan ini akan dihadiri berbagai intansi atau lembaga-lembaga internasional.

Menurut Ketua Panitia Konferensi Wisata Halal di NTB, Muhyiddin, diadakannya Konferensi Wisata Halal Internasional ini untuk membicarakan berbagai isu gaya hidup halal, wisata halal sampai potensi yang bisa dikembangkan.

“Pesertanya ini datang dari perwakilan negara-negara, perguruan tinggi luar negeri, lembaga-lembaga halal, hingga peneliti dari luar negeri dan berbagai lembaga di dalam negeri,” kata Muhyiddin kepada awak media di gedung MUI Pusat, Jakarta, Selasa (8/10/2019).

Dirinya menambahkan tujuan diadakannya konferensi wisata halal, tidak lepas dari latar belakang Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim terbesar di dunia. Maka dari itu Indonesia harus menjadi pusat wisata halal dunia.

“NTB pernah meraih penghargaan The Best Halal Award dari IDB (Islamic Development Bank). Jadi masyarakat muslim dunia memberikan penghargaan kepada NTB sebagai destinasi wisata terbaik dengan menyabet 12 dari 22 award yang saat itu diberikan,” jelasnya.

Dalam konferensi tersebut, ia mengatakan, salah satu delegasi peneliti, berasal dari Jepang, karena Jepang nantinya akan menjadi tuan rumah Olimpiade 2020 tahun depan.

“Peneliti dari Jepang akan datang pada event tersebut untuk menyaksikan secara langsung bagaimana penerapan halal di Indonesia. Jepang pada 2020 akan menjadi host bagi Olimpiade Dunia. Maka mereka ingin belajar penerapan halal dari kita. Ini artinya sudah saatnya Indonesia menjadi pemain utama di sektor halal dan tourism,” paparnya.

Menurutnya, Indonesia masih di bawah Turki dan Malaysia untuk pengaruh wisata halal global. Oleh karenanya, ia berharap, nantinya Indonesia sebagai penduduknya mayoritas muslim terbesar di dunia, mampu mendaulatkan diri sebagai pusat wisata halal.

“Data terakhir seharusnya proyeksi 2019 kita akan menerima sekitar 20 juta tunawisman. Tetapi sampai bulan Oktober 2019 baru mencapai sekitar 16 juta tunawisman. Sekitar dua bulan lagi mudah-mudahan target itu bisa tercapai,” tandanya.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *