Kembali ke Pesantren, Para Santri di Jateng Wajib Jalani Karantina Dahulu
HIDAYATUNA.COM, Semarang – Beberapa pondok pesantren di Jateng, mulai membolehkan para santri yang kembali menimba ilmu ke pesantren usai Idul Fitri, lebih tepatnya pada awal Juni lalu.
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah Taj Yasin untuk kembali mengikuti kegiatan belajar di pesantren, para santri terlebih dahulu harus menjalani karantina. Hal tersebut berdasarkan hasil diskusi dan koordinasi dengan sejumlah pengasuh dan organisasi pondok pesantren di Jawa Tengah.
Selain para santri harus menjalani karantina selama 14 hari, pesantren juga wajib menjalankan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga kebersihan dan lainnya.
Gus Yasin juga menjelaskan bagi pondok pesantren yang tidak mempunyai tempat untuk karantina bisa berkomunikasi dengan Satgas Jogo Tonggo setempat atau Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 kabupaten/kota setempat.
“Jadi, kita menghitung kalau pondok pesantren kan punya madrasah dan punya ruang kelas minimal enam lokal. Sehingga, itu memungkinkan dibuat untuk karantina santri. Kalau belum bisa menampung seluruh santri, bisa koordinasi dengan Satgas Jogo Tonggo di daerahnya masing-masing. Yaitu, menggunakan fasilitas karantina yang sudah disiapkan desa. Atau, juga bisa koordinasi dengan sekolah yang dekat dengan pondok pesantren,” ujar Gus Yasin, dalam keterangannya, dikutip hidayatuna.com, Senin (8/6/20).
“Pondok pesantren bisa membuat pusat kesehatan yang bekerja sama dengan puskesmas terdekat, untuk selalu memantau perkembangan kesehatan para santrinya. Kebiasaan lain di pondok juga harus mengikuti protokol kesehatan,” tandasnya.