Islamofobia Meningkat, Erdogan Siratkan Pesan Ini!

 Islamofobia Meningkat, Erdogan Siratkan Pesan Ini!

Presiden Erdogan (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan umat Islam agar bersatu dalam menghadapi meningkatnya Islamofobia. Umat Islam, menurut Erdogan, hanya akan mencapai perdamaian dan kerukunan terbaik, jika mereka mampu membangun persatuan dan solidaritas di antara mereka sendiri.

Presiden Erdogan mengungkapkan hal itu dalam sebuah konferensi di Amerika Serikat (AS) pada Selasa (28/12). Hal itu ia sampaikan dalam rangka menyikapi dan menghadapi Islamofobia yang meningkat.

Pada kesempatan itu, Erdogan juga menyoroti pentingnya persatuan dan kepositifan bagi umat Islam.

“Kita perlu memperkuat solidaritas kita dalam menghadapi kebencian anti-Muslim, xenofobia, dan rasialisme budaya, yang meningkat selama pandemi,” kata Erdogan.

Umat Islam, imbuhnya, perlu bersatu dan mengesampingkan perbedaan budaya dan etnis. Ia menyebut bahwa Islam tidak memiliki ruang untuk pengucilan, hasutan, atau teror.

“Semua Muslim adalah saudara dan saudari, terlepas dari asal, warna kulit, bangsa, budaya, sekte,” ujarnya dilansir dari Republika, Kamis (30/12/2021).

Umat Islam Harus Merangkul Masyarakat

Alih-alih menarik diri, umat Islam sebagaimana dikatakan Erdogan, harus berusaha untuk percaya diri. Umat Islam harus memainkan peran mereka yang layak dengan cara merangkul dalam masyarakat tempat mereka tinggal.

Erdogan mengatakan, awal tahun ini, negara-negara Barat bersikeras untuk tidak mengambil tindakan terhadap sentimen anti-Islam yang berkembang. Erdogan juga meminta lembaga-lembaga Turki untuk mengambil tindakan terhadap isu-isu yang berkaitan dengan Muslim dan Turki di negara-negara tersebut.

Beberapa negara Eropa, khususnya Prancis, telah mengambil sikap bermusuhan terhadap Muslim dalam beberapa tahun terakhir.

Sementara itu, juru bicara kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin, mengatakan, Turki mementingkan hubungan yang sehat dan kuat dengan komunitas Muslim di AS.

Menurut dia, keimanan lebih dari sekadar sistem kepercayaan karena juga terkait dengan masalah spiritualitas, keadilan, dan kebaikan. Ia lantas menekankan bahwa manusia tidak dapat mengungkapkan potensi mereka sendiri tanpa makna, kebijaksanaan, dan tujuan.

“Sebagai individu Muslim dan komunitas Muslim pada abad ke-21, kita harus membangun kembali makna kebijaksanaan. Karena ada begitu banyak penilaian dalam hidup kita, tetapi sangat sedikit kebijaksanaan,” kata Kalin.

Soal konsep kepercayaan dan kebebasan, Kalin mencatat bahwa kebebasan bukan hanya kebebasan untuk memilih sesuatu, penting untuk memilih kebenaran, dan ini menjadi bermakna dengan kebijaksanaan dan keyakinan.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *