Ibnu Burdah Dikukuhkan Jadi Guru Besar Bidang Kajian Dunia Arab
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Membanggakan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) mempunyai guru besar satu lagi. Ini menyusul pengukuhan Prof. Dr. Ibnu Burdah, M.A menjadi Guru Besar di Bidang Kajian Dunia Arab dan Islam Kontemporer.
Pengukuhan Prof. Ibnu Burdah menjadi Guru Besar UIN Suka dilakukan kemarin, Kamis, 3 September 2020. Proses pengukuhan berlangsung secara live melalui streaming YouTube milik UIN Suka.
Pada kesempatan pidato pengukuhan guru besar, Ibnu Burdah membeberkan tentang masa depan dunia Arab, pasca Arab Spring serta alasan dia memilih memakai Dunia Arab dan tidak Timur Tengah.
Menurutnya, penggunaan istilah Timur Tengah dan Dunia Arab dianggap sebagai hal yang berbeda. Istilah Timur Tengah merupakan penyebutan untuk kelompok luar (outsider), yang tentu saja cara pandangnya adalah geopolitik dan sempit.
“Penulis sengaja memilih istilah dunia Arab dalam pidato ini, bukan istilah lain yang lebih “megah” dan lebih luas digunakan di tanah air dan dunia pada umumnya, yaitu Timur Tengah. Itu bukan karena bidang yang disebut dalam SK guru besar yang saya terima adalah “Kajian Dunia Arab”, tetapi ini memang terkait dengan berbagai pertimbangan yang bisa dipahami,” ujar Ibu Burdah dalam keterangan tertulis pidato pengukuhan guru besarnya dikutip Jumat (4/9/2020).
Dua istilah ini lanjut dia, yakni Dunia Arab dan Timur Tengah, sesungguhnya tidak bisa dipertukarkan begitu saja meskipun keduanya dalam pengertian geografis merujuk kepada beberapa wilayah yang sama.
“Istilah Timur Tengah adalah hasil
konstruk geopolitik yang melibatkan aktor-aktor besar internasional,
terutama kekuatan imperial abad ke-18 dan 19 dengan segala
kepentingannya di kawasan ini,” jelasnya.
Untuk ia menegaskan bahwa istilah Timur Tengah adalah perspektif outsider dalam melihat kawasan ini, terutama dalam meletakkan Eropa
sebagai pusat, bukan istilah insider yang sejak awal digunakan oleh
para penghuni di kawasan yang dimaksudkan ini.
Menurut Ibnu Burdah penggunaan istilah Dunia Arab lebih luas, tidak hanya mencakup masalah geografis dan politik, melainkan juga mencakup sosial dan kebudayaan. Yang terakhir ini menurutnya adalah dua hal yang sangat penting.
“Istilah dunia Arab merupakan konstruk yang kompleks yang tidak hanya meliputi aspek geografi dan politik, tetapi juga mencakup dan justru yang terpenting masalah sosial dan kebudayaan,” ungkpanya.