Program Internasional Peningkatan Kapasitas Guru Madrasah dan Pesantren

 Program Internasional Peningkatan Kapasitas Guru Madrasah dan Pesantren

Sebuah Renungan untuk Para Guru: Pahami Dahulu Sebelum Menilai (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA, Yogyakarta – Program internasional peningkatan kapasitas guru madrasah dan pesantren diselenggarakan di Yogyakarta. Program tersebut merupakan rangkaian Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB).

Program pelatihan guru dalam LKLB sejalan dengan visi misi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga yaitu menjadi fakultas yang unggul dan terkemuka. Terutama dalam pengembangan dan keushuluddinan bagi peradaban.

Sebab, menurut Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Dr. Inayah Rohmaniyah, madrasah dalam konteks pembangunan peradaban memiliki peran sangat sentral. Ia bahkan menjadi sokoguru bangsa.

“Kami sangat bahagia bisa bergandengan tangan dengan Institut Leimena bersama-sama membentuk masyarakat, calon generasi muda sebagai penentu masa depan bangsa. Hal ini sangat sejalan dengan visi misi fakultas kami yaitu memberi warna bagi peradaban,” kata Dr. Inayah.

Madrasah dan Pesantren Harus Mendunia

Senada dengan itu, Direktur Eksekutif Institut Leimena, Matius Ho, menjelaskan LKLB menjadi semakin penting dan relevan khususnya bagi para guru.

Tidak bisa dinafikan, kemajuan teknologi telah menghapuskan sekat jarak bahkan waktu sehingga semua orang dengan latar belakang berbeda bisa saling berinteraksi.

“Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, saya setuju sekali, madrasah dan pesantren sangat penting bahkan perlu mendunia. Program ini langkah awal yang perlu dikembangkan agar orang asing bisa melihat bahwa madrasah dan pesantren justru menjadi kunci kerukunan umat beragama di Indonesia,” kata Matius.

LKLB Menghidupkan Kembali Potensi Manusia

Dosen Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga, Dr. Fahruddin Faiz, turut menanggapi pelatihan LKLB. Menurut dia, pelatihan ini pada dasarnya menghidupkan kembali potensi-potensi baik yang sudah dimiliki manusia sebagai makhluk ciptaan Allah.

Fahruddin Faiz mendorong para peserta untuk memiliki orientasi hidup transformatif, yaitu terus meningkatkan kualitas diri. Hal tersebut agar dampaknya tidak hanya dirasakan secara pribadi, tapi juga membawa manfaat bagi lingkungan sekitar.

“Hiduplah dengan orientasi diri untuk hidup semakin baik. Karena aku bertambah baik maka lingkunganku bertambah baik,” kata ustaz Ngaji Filsafat itu.

Untuk diketahui, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta bersama Institut Leimena bermitra mengadakan Literasi LKLB. Program yang digelar secara virtual pada 8-12 November 2021 tersebut diikuti oleh 201 guru dari 25 provinsi.

Program internasional peningkatan kapasitas guru madrasah dan pesantren dalam LKLB ini terdiri dari pelatihan guru dan program alumni. Program tersebut juga dikemas berupa webinar internasional, upgrading courses, dan kompetisi.

Kerja sama antara Institut Leimena dan UIN Sunan Kalijaga dalam program ini rencananya akan kembali dilanjutkan. Pada akhir November 2021, kedua pihak ini akan mengundang peserta yang berbeda. (rel/IL/Chr) 

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *