Hidup Sehat dengan Bercanda Ala Rasulullah

 Hidup Sehat dengan Bercanda Ala Rasulullah

Canda yang Bijak (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Menjalani hidup ini kita tidak bisa selalu saja menyikapinya dengan keseriusan. Ada kalanya hidup harus serius, tetapi ada kalanya juga hidup diselingi dengan bercanda. Jika hidup kita dilalui dengan terus-terusan serius, hal ini bisa menimbulkan rasa stres.

Bahkan oang-orang yang selalu diliputi dengan keseriusan, maka akan berdampak pada raut mukanya yang kelihatan judes. Tidak jarang orang lain yang melihatnya sudah segan atau takut duluan untuk menyapa atau memulai pembicaraan. Sedangkan orang yang menyelingi aktivitasinya dengan candaan, justru membuat orang lain tidak canggung untuk mengajak berbicara atau memberikan sapaan.

Bercanda Datangkan Banyak Manfaat

Ketika kita bercanda, otomatis ada gelak tawa yang dimunculkan. Di saat inilah berbagai dampak positif untuk fisik dan juga mental bisa kita dapatkan. Misalnya saja untuk menguatkan imun kita. Alasannya karena dalam kondisi tersebut kita sedang merasa bahagia. Hormon stres pun turun, sirkulasi darah meningkat, dan banyak menghasilkan oksigen sehingga daya tahan tubuh kita pun menjadi lebih kuat.

Kemudian saat bercanda dan tertawa, kita juga merasakan adanya efek dari relaksasi di semua bagian tubuh. Dengan bercanda juga bisa membuat kita lebih berpikiran positif.

Bisa kita lihat di berita-berita, bagaimana orang yang mengalami gangguan stres tidak sedikit yang berpikiran untuk mengakhiri hidupnya. Sedangkan saat kita bercanda, maka pikiran bisa lebih santai, alhasil diri ini lebih optimis dan memiliki motivasi.

Bijak Memilih Kondisi Kapan Harus Bercanda dan Kapan Harus Serius

Meskipun bercanda itu penting, namun bukan berarti kita harus sering-sering melakukannya. Tetaplah bersikap bijak untuk menyesuaikan kapan harus bercanda dan kapan harus serius. Semua ada waktunya dan sepandai-pandai kita untuk memanfaatkan hal tersebut.

Misalnya saja saat sedang bekerja, meeting, dan kuliah, maka kita haruslah menerapkan keseriusan penuh. Dengan begitu, apa yang kita kerjakan bisa berjalan secara maksimal dan minim dari kesalahan. Sedangkan kita bisa bercanda saat jam istirahat kerja, saat jalan-jalan dengan teman, dan saat sedang menonton TV bersama keluarga.

Bercanda yang Benar Seperti Rasulullah Saw

Sebagai manusia mulia yang diturunkan Allah SWT ke dunia ini, Rasulullah tidak selalu bersikap serius dalam menjalani kehidupannya. Di tengah aktivitas berdakwah, beliau juga bercanda dengan keluarga dan para sahabatnya.

Sebab saat bercanda, momen ini ampuh untuk ciptakan kegembiraan dan suasana yang akrab. Candaan Rasulullah Saw bisa kita ketahui melalui sebuah kisah saat ada nenek yang menanyakan tentang surga.

Lalu Nabi saw menjawab: “Perempuan tua tidak ada surga.” Mendengar jawaban Nabi Saw itulah, si nenek menjadi sedih dan menangis.

Nabi Saw tidak tinggal diam dan langsung menghiburnya serta memberikan penjelasan dari jawabannya itu. “Sesungguhnya ketika masa itu tiba, Anda bukanlah seorang perempuan tua seperti sekarang.”

Dari candaan yang dilakukan oleh Nabi saw sudah sepatutnya kita contoh. Dimana candaan tersebut tidak menjelek-jelekkan atau menjatuhkan orang lain. Namun, candaan dari beliau menunjukkan hal yang benar dan ada suatu ilmu bisa kita dapatkan.

Sebagaimana hadis riwayat Ahmad, seorang sahabat bertanya pada Nabi Saw: “Wahai, Rasulullah! Apakah Engkau juga bersenda gurau bersama kami?” Rasulullah menjawab, “Benar. Hanya saja saya selalu berkata benar.”

Dengan begitu, bercanda sangatlah berpengaruh untuk mendukung kesehatan fisik dan mental kita. Namun, ingatlah selalu bahwa bercanda ada waktunya tersendiri.

Kita tidak bisa setiap waktu bercanda. Untuk menerapkan bercanda yang sesuai ajaran Islam, maka sampaikanlah candaan yang benar seperti apa yang sudah Rasulullah Saw lakukan pada keluarga dan para sahabatnya.

Widya Resti Oktaviana

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *