Haedar Nashir: Tokoh Agama Harus Tampilkan Teladan Bukan Simbol
HIDAYATUNA.COM – Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir mengatakan, pandangan keagamaan Muhammadiyah akan selalu menghadirkan Islam memang tidak membuat simbolisasi yang menjebak ke syirik. Tapi, kita harus menghormati Nabi Muhammad sebagai Rasul.
Bahkan, Haedar Nashir menekankan, Tuhan mengajarkan kita bersalawat. Tapi itu hanya kepada Nabi Muhammad SAW, tidak kepada yang lain. Oleh sebab itu, simbolisasi yang membuat kita bertentangan kepada nilai-nilai agama memang bertentangan dalam Islam.
Saat ini, Haedar Nashir menekankan, semua tokoh agama dari semua agama sedang dalam gerakan menampilkan keberagamaan yang lurus, menampilkan teladan. Itu pula yang menjadi pembahasan utama pertemuan tokoh-tokoh lintas agama dunia yang digelar di Madrid.
Tokoh-tokoh agama, apa pun agamanya, harus bisa menyebarluaskan semangat beragama yang damai, membawa pencerahan kemajuan, menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan merawat keberagaman. Semua itu menjadi komitmen baru dan komitmen global kini.
Menurutnya, tokoh-tokoh agama dari semua agama harus lebih mengedepankan menampilkan teladan, uswah hasanah, ketimbang simbol. Uswah hasanah itu yang akan menjadi role model dalam keberagamaan yang maju dan yang mencerahkan.
Cerminkan Islam Rahmatan Lil Alamin
Secara sosiologi dalam masyarakat tradisional kultur dan mitos memang masih kuat. Namun, Haedar Nashir menekankan, dalam masyarakat yang egaliter, demokratis, maju, hal-hal seperti itu biasanya sudah tidak lagi dikembangkan.
Muhammadiyah, selama ini lebih konsen bagaimana agar agama dipraktikkan sejalan tindakan, lewat perilaku, langkah, perbuatan, yang membawa kehidupan jadi rahmatan lil alamin. Sebab rahmat itu tidak hanya untuk sesama umat beragama.
Haedar Nashir percaya, bahkan mereka yang mengaku tidak beragama atau mengaku tidak percaya Tuhan, rahmat Tuhan selalu datang kepada mereka dari orang beragama. Termasuk alam semesta.
Haedar mengingatkan, Islam mengajarkan agar satu rumput saja tidak boleh tercerabut dari tanah untuk sesuatu yang sia-sia. Prinsipnya, bagaimana agar Islam ditampilkan dalam uswah hasanah, oleh umat beragama maupun tokoh agama.
Baik oleh umat, lebih-lebih tokoh karena mereka kepala, harus menjadi teladan agar nilai-nilai agama membawa pencerahan, perdamaian, kebaikan dan keluruhan hidup. Itulah misi utama agama, kata Haidar. Hal-hal lain, ia melanjutkan, menjadi nilai kedua kehidupan yang jadi urusan duniawi dalam kehidupan kita dalam bermasyarakat dan bernegara.