Gus Fahrur: Orang yang Manjur Doanya Belum Tentu Wali
Gus Fahrur: Orang yang Manjur Doanya Belum Tentu Wali (Ilustrasi/Hidayatuna)
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur 1 Bululawang, Malang, Jawa Timur, KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) menjelaskan bahwa orang yang manjur doanya, belum tentu dia adalah seorang wali.
Penjelasan itu dinukil langsung dari kitab Al-Hikam karya Ibnu Athoillah As-Syakandari.
Di mana dijelaskan bahwa doa yang langsung diijabah oleh Allah SWT bukan berarti dia sebagai kekasih Allah, melain ia tak ubahnya seorang pengamen.
“Orang yang manjur doanya itu belum tentu wali. Diibaratkan dalam penjelasan sarah Al-Hikam; orang yang kalau doa langsung diijabah (tercapai), itu seperti pengamen,” kata Gus Fahrur melalui potongan video pengajiannya yang diunggah melalui akun TikTok pribadinya @gus.fahrur.
Dalam penjelasan di kitab Al-Hikam itu, Gus Fahrur mengibaratkannya seperti seorang pengamen.
Belum nyanyi sudah dikasih uang. Atau dia baru memulai menyanyi langsung dikasih uang.
“Supaya apa? Supaya dia segera pergi. Jadi Allah tidak suka. Maka dikasih biar segera pergi,” jelasnya.
Dengan kata lain, dalam konteks ini, Gus Fahrur menyebut ketika ada orang yang diberikan atau dikabulkan keinginannya dalam waktu cepat, menurut penjelasan kitab Al-Hikam itu sebenarnya karena seseorang tersebut tidak disukai.
“Seperti kita memberi pengamen bukan karena rasa seneng. Sehingga ketika baru ngenjreng gitar, segera kita memberinya uang. Agar apa? Agar dia segera pergi,” tegasnya.
Analogi pengamen inilah yang kemudian bisa digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memohon kepada Allah dan kemudian dikabulkan dengan cepat.
Jika dia kemudan merasa percaya diri kalau doanya manjur, maka itu mirip seperti seorang pengamen tersebut.
“Ini rahasia Tuhan yang luar biasa. Kalau kita pelajari kitab-kitab sufi seperti ini, kita ini seperti debu,” pungkasnya. []
