‘Fahmi Tamami’ Pimpinan Rhoma Irama Komitmen Redam Radikalisme

 ‘Fahmi Tamami’ Pimpinan Rhoma Irama Komitmen Redam Radikalisme

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Organisasi Fahmi Tamami (Forum Silaturahmi Ta’mir Masjid  dan Mushola Indonesia) yang dibentuk dan diresmikan Rhoma Irama dinilai membawa optimisme dan harapan baru bagi masyarakat dalam menekan potensi radikalisme dan kekerasan yang bernuansa agama. Kehadiran Fahmi Tamami karena adanya keresahan atas upaya pengambilalihan masjid oleh kelompok Islam radikal.

“Modusnya, kalau ada masjid yang tidak memiliki unsur organisasi dengan jelas, perwakilan Islam radikal itu akan mengontrak rumah di sekitar masjid. Lantas, mereka menawarkan diri untuk menjadi pengurus masjid, guru mengaji, serta pendakwah,” kata Rhoma Irama dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (3/1/2020).

“Perlahan tapi pasti, akhirnya mereka mulai (berani) mengafirkan, memfitnah, dan membid’ahkan ajaran dan tokoh-tokoh Islam yang menjadi panutan masyarakat sekitar,” imbuhnya.

Berangkat dari keprihatinan itulah, penyanyi berjuluk Raja Dangdut itu berinisiatif membentuk organisasi Fahmi Tamami pada hari Sabtu, 10 Ramadhan 1428 H (22 September 2007 M) di Masjid Husnul Khotimah, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan ini didukung oleh Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Ketua PBNU Hasyim Muzadi, Dr Tarmizi Taher saat itu Ketua DMI, Dr KH Zainudin MZ, dan DR Habib Muhammad Rizieq Shihab, serta di dukung alim ulama habaib lain nya.

Kehadiran Fahmi Tamami, kata Rhoma, diharapkan mampu menyelamatkan masjid dan mushala dari (pengaruh) gerakan Islam radikal. Dengan demikian, masjid dan mushala tidak lagi menjadi basis dalam memupuk ajaran-ajaran agama yang beringas.

“Fungsi Masjid Pada masa Nabi Muhammad SAW, masjid merupakan pusat pengembangan masyarakat dan kegiatan dakwah. Sejarah mencatat, salah satu langkah strategis dan yang pertama dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat madani di Madinah adalah mendirikan masjid,” ujarnya.

Diterangkannya, Masjid memiliki fungsi penting dalam kehidupan sosial. Meski fungsi paling utama sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat berjamaah, masjid juga bisa dipergunakan untuk kepentingan sosial.

“Masjid berperan dalam mengoordinasi mereka guna menyatukan potensi dan kepemimpinan umat. Masjid merupakan jantung kehidupan umat Islam yang selalu berdenyut untuk menyebarluaskan dakwah Islam. Di masjid pula direncanakan, diorganisasi, dikaji, dilaksanakan, dan dikembangkan dakwah dan kebudayaan Islam yang menyahuti kebutuhan masyarakat. Karena itu, masjid berperan sebagai sentra aktivitas dakwah, sosial, dan kebudayaan,” jelasnya.

Dalam perjalanan sejarahnya, lanjutnya, masjid mengalami perkembangan yang pesat, baik dalam bentuk bangunan maupun fungsi dan perannya. Hampir dapat dikatakan, di mana ada komunitas Muslim di situ ada masjid. Umat Islam seolah tidak bisa terlepas dari masjid. Di samping menjadi tempat beribadah, masjid menjadi sarana berkumpul, menuntut ilmu, bertukar pengalaman, pusat dakwah dan sebagainya.

Sebagai pusat dakwah, masih kata Rhoma, masjid juga merupakan media yang cukup ampuh untuk membendung terjadinya arus radikalisme agama. Masjid bisa menjadi sarana yang cukup efektif dalam menyemai dan memupuk ajaran Islam yang moderat dan toleran bagi umat Islam.

“Potensi, peran, dan fungsi yang dimiliki masjid ini dapat dijadikan kekuatan untuk menetralisasi paham keagamaan yang bernuansa teroristik. Dengan demikian, diharapkan kehadiran Fahmi Tamami bisa menangkal benih-benih radikalisme agama tidak tumbuh subur secara bebas di Indonesia. Semoga. Aamin.  Wallahu a’lam,” tegas Rhoma penuh harap.

“Adapun tujuan Fahmi Tamami untuk melindungi Masjid dan mushola dari intervensi dan pengambil alihan oleh sekelompok umat Islam yang bertujuan merubah pola peribadatan umat Islam Indonesia, yang sudah menjadi kebiasaan yang positif dalam hal keagamaan dan kemasyarakatan secara turun temurun,” tambahnya. (AS/HIDAYATUNA.COM)

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *