Emmanuel Macron Kutuk Aksi Teror Senjata Tajam di Perancis
HIDAYATUNA.COM – Seorang pria berusia 33 tahun di Perancis ditangkap setelah melakukan aksi teror menggunakan senjata tajam yang berakhir menewaskan dua orang serta melukai setidaknya lima orang korban lainnya. Kasus tersebut kini sedang dalam penyelidikan departemen anti-terorisme Perancis.
Dilansir dari The Local France, melaporkan pelaku penyerangan yang diketahui seorang pengungsi asal sudan tersebut melakukan penikaman dan serangan membabi buta di toko roti dan tembakau di kota Romans-sur-Isere, departemen Drome, Perancis Tenggara pada hari Sabtu (4/420) pagi.
Presiden Perancis Emmanuel Macron mengutuk keras tindakan penyerangan tersebut. Melalui akun Twitternya ia menyebut penyerangan yang terjadi ketika Perancis tengah memberlakukan lockdown untuk membendung penyebaran virus corona, atau yang lebih dikenal sebagai Covid-19 tersebut merupakan sebuah kebiadaban.
“Semua upaya (hukum) akan ditumpahkan pada tindakan biadab ini yang melemparkan kekhawatiran atas negara kita yang tengah terpukul keras dalam beberapa pekan terakhir,” tulis Macron.
Asisten Sekretaris Aliansi Kepoisian Nasional Perancis, David Olivier Reverdy mengatakan pelaku penyerangan meminta agar polisi membunuhnya ketika proses penyergapan. Semua bukti penyerangan telah dikumpulkan.
“Semua barang dari aksi teroris ada di sana,” katanya kepada BFMTV.
Belum diketahui motif dibalik aksi teror tersebut, meskipun Menteri Dalam Negeri Perancis Christophe Castaner menyebutkan bahwa kemungkinan “perjalanan teroris”.
Seorang saksi menyebutkan pelaku meneriakkan kalimat “Allahu Akbar” dalam aksinya. (AS/Hidayatuna.com)