Berbicara Mengenai Mimpi (Bagian 2)

 Berbicara Mengenai Mimpi (Bagian 2)

Berbicara Mengenai Mimpi (Bagian 2) (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Sebelumnya saya menulis tentang mimpi yang hanya bunga tidur. Salah satunya yang pernah saya alami sendiri, yaitu mimpi bersambung, alias mimpi jilid dua.

Sebutlah misalnya saya mimpi yang tidak enak sampai akhirnya terbangun di tengah malam. Lalu karena masih mengantuk, saya pun tidur lagi.

Lalu percaya tidak percaya, mimpi buruk saya tadi itu pun bersambung ke jilid dua. Sudah kayak film saja, ada sekuelnya.

Kalau jilid satu berjudul I Know What ini You Did Last Summer, maka di jilid kedua mebicarakan tentang bunga tidur ini judulnya menjadi: I Still Know What You Did Last Summer. Kira-kira kayak gitu.

Maka begitu khatam mimpi jilid dua, saya pun bangun total. Tidak tidur lagi, soalnya takut nanti masuk jilid tiga.

Maka saya pun buka kulkas cari-cari sisa makanan kemarin, rebus mie instan, nyeduh teh panas, nyalain TV, ngoding PHP mysql, pokoknya cari kesibukan lah.

Kalau pun saya teruskan tidur lagi, posisinya pindah kamar, tidur di sofa depan TV. Dan ternyata aman. Tidak ada mimpi jilid berikutnya.

Namun karena sering juga mengalami mimpi yang hanya hasil hayal alam bawah sadar, akhirnya saya jadi terbiasa.

Jadi meski mimpinya horor, sayanya sih biasa-biasa saja. Soalnya sudah biasa.

Tidak risau dengan kejadian aneh-aneh dalam mimpi. Sebab pada akhirnya saya 100 persen sadar, bahwa semua itu memang hanya mimpi kosong tanpa makna. Lah wong hanya mimpi saja kok dirisaukan.

Termasuk kalau lagi tidur kayak ada makhluk apa gitu yang menindih badan hingga kita kayak nggak bisa bergerak, padahal rasanya ingin berontak.

Saya pernah beberapa mengalami kayak gitu, awalnya saya berusaha berontak. Tapi lama-lama saya sadar kalau hanya hayalan saja. Akhirnya malah saya diemin aja.

Terserah lo aja deh gue mau diapain. Orang cuma mimpi doang, kenapa ribut. Dan akhirnya hilang sendiri tuh. Hehe

Mungkin kalau itu kerjaan setan, si setannya kesel kali ya. Ini orang digodain kok cuek bebek aja.

Tidak merasa takut atau risau. Akhirnya karena merasa gagal dalam usaha, pergi lah dia sih kayaknya.

Mungkin sambil misuh-misuh gini, dasar somplak, gue godain dia santai aja.

Sesetan-setannya setan, kalau sudah capek-capek ngegodain kok gak berhasil, lama-lama mangkel juga dia. Lalu cari sasaran lain.

Tapi ini hanya perkiraan saya saja. Belum tentu benar juga sih. Namanya juga alam ghaib. Kita tidak banyak diberi ilmu di dalamnya.

Pesan intinya adalah kebanyakan mimpi itu hanya sekedar mimpi. Sadarilah kalau hanya mimpi. Jangan masukkan ke dalam hati. Uuh dalam sekali maknanya. []

 

Anda dapat membaca tulisan kolom dari Ahmad Sarwat yang berjudul “Berbicara Mengenai Mimpi (Bagian 1) di link berikut ini, KLIK DI SINI.

Ahmad Sarwat

Pendiri Rumah Fiqih Indonesia

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *