Amalan “Bersyukur”, Ringan dan Tertinggi Tapi Berat Menjalankannya
HIDAYATUNA.COM – Bersyukur kepada Allah merupakan amalan ringan dan tertinggi. Namun tidak banyak yang dengan mudah mampu mengamalkannya.
Muhammad bin Shalih al-Munajjid pun dikatakan sebagai separuh iman, dengan separuhnya lagi adalah sabar. Saking sabarnya ia dalam kesehariannya.
Dalam buku Silsilah Amalan Hati, al-Munajjid, menuliskan bahwa Allah telah menggandengkan perintah mengingat-Nya dengan perintah bersyukur kepada-Nya. Perintah bersabar dalam pengerjaannya adalah sarana untuk mewujudkan keduanya.
Maka dari itu, Allah akan memuji orang yang bersyukur, dan memberikan predikat sebagai mahluk-Nya yang terpilih. Allah memberi ganjaran kepada orang-orang yang bersyukur dengan ganjaran terbaik.
Bersyukur dari segi bahasa bermakna mengakui kebajikan. Ada istilah syakartullaha yang berarti mensyukuri nikmat Allah.
Dalam arti lain, bersyukur mengandung makna berterima kasih kepada pihak yang telah berbuat baik atas kebajikan yang diberikannya. Allah juga menjadikan bersyukur sebagai penyebab bertambahnya karunia di sisi-Nya.
Dua perkara yang harus diutamakan agar kita pandai bersyukur ialah sebagai berikut.
Mengenal Nikmat
Mengenal nikmat berarti menghadirkannya dalam hati dan meyakininya. Seorang hamba yang sudah mengenal nikmat, maka dia akan beranjak ke tahap berikutnya, yakni ialah mengenal Tuhan yang memberi nikmat itu.
Dia sadar, bahwa nikmat itu bukan karena ia berhak mendapatkannya. Namun sebagai karunia dan kemurahan Allah. Setelah seseorang memahami hakikat kedua hal tersebut, ia akan memuji Allah atas nikmat-Nya.
Hakikatnya, syukur terletak pada perbuatan dan tindakan nyata sehari-hari. Ibnu al-Qayyim merumuskan tiga faktor yang harus ada dalam konteks syukur yang sungguh-sungguh.
Bersyukur menggunakan lisan dalam bentuk pengakuan dan pujian, kemudian dengan hati dalam bentuk kesaksian dan kecintaan. Ketiga, dengan seluruh anggota tubuh dalam bentuk amal perbuatan.
Dari ketiga rumus tersebut sehingga lahirlah bentuk dari rasa syukur yang bermaca-macam. Misalnya, salat seseorang merupakan bukti syukurnya, puasa dan zakat seseorang juga bukti akan syukurnya.
Segala kebaikan yang dilakukan karena Allah adalah bentuk pelaksanaan syukur. Intinya, syukur adalah takwa kepada Allah SWT.
Bersyukur dapat menjauhkan kita dari azab Allah SWT, dan DIA telah berjanji untuk melipatgandakan nikmat-Nya bagi hamba-Nya yang bersyukur.