Adakah Kesyirikan dalam Burdah?
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Berikut ini adalah catatan kecil yang akan membahas mengenai apakah benar terdapat kesyirikan dalam Burdah.
Saya bersyukur mendapat undangan dari Lora Karror, Bangkalan, untuk hadir pada pembacaan salawat Burdah.
Nazam pujian untuk Nabi ini dibaca full. Dan baru kali ini saya menikmati keindahan sastra seorang ulama bernama Syekh Bushiri, bait per bait.
Ada banyak bahasa metafora yang diserang oleh mereka yang anti salawatan dengan menuduh ada pujian yang berlebihan dan menjurus pada kesyirikan.
Saya melihat salah satu syair di bagian-bagian awal yang beliau tegaskan tentang sosok Nabi.
Misalnya syair seperti di bawah ini:
فمبلغ العلم فيه أنه بشر • وأنه خير خلق الله كلهم
Artinya:
“Pengetahuan tertinggi tentang Muhammad adalah ia seorang manusia. Dan sungguh ia makhluk Allah yang paling baik, keseluruhannya.”
Jika sudah tegas-tegas dinyatakan sebagai manusia maka pujian-pujian dalam Burdah bukanlah menuhankan Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam.
Di akhir pertemuan saya bilang ke Lora Karror bahwa dengan salawat saya mengajukan permintaan kepada Allah agar istri saya diberi kesabaran.
Tapi istri saya juga berdoa agar saya tidak kakean polah. Sepertinya doa istri yang dikabulkan Allah.
“Ini doa tembungan atau doa yang saling bertolak belakang,” dawuh beliau dan kami saling tertawa.
Demikian penjelasan simpel mengenai apakah benar terdapat kesyirikan dalam Burdah. []