Ziarah Kubur Kamis Sore

 Ziarah Kubur Kamis Sore

Dalil batu nisan (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Kebiasaan ziarah kubur memiliki perbedaan di antara masing-masing daerah. Kalau perkotaan biasanya setahun sekali, sebelum Ramadan. Tapi di daerah, bagi yang masih berpegang pada tradisi kepesantrenan akan melakukan ziarah di hari Jumat, kadang sudah dimulai sejak Kamis sore.

Riwayatnya bersumber dari ulama berikut:

ﻗﺎﻝ ﺣﺴﻦ اﻟﻘﺼﺎﺏ ﻛﻨﺖ ﺃﻏﺪﻭ ﻣﻊ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻭاﺳﻊ ﻓﻲ ﻛﻞ ﻏﺪاﺓ ﺳﺒﺖ ﺣﺘﻰ ﻧﺄﺗﻰ اﻟﺠﺒﺎﻥ ﻓﻨﻘﻒ ﻋﻠﻰ اﻟﻘﺒﻮﺭ ﻓﻨﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﻧﺪﻋﻮ ﻟﻬﻢ ﺛﻢ ﻧﻨﺼﺮﻑ ﻓﻘﻠﺖ ﺫاﺕ ﻳﻮﻡ ﻟﻮ ﺻﻴﺮﺕ ﻫﺬا اﻟﻴﻮﻡ ﻳﻮﻡ اﻻﺛﻨﻴﻦ ﻗﺎﻝ ﺑﻠﻐﻨﻰ ﺃﻥ اﻟﻤﻮﺗﻰ ﻳﻌﻠﻤﻮﻥ ﺑﺰﻭاﺭﻫﻢ ﻳﻮﻡ اﻟﺠﻤﻌﺔ ﻭﻳﻮﻣﺎ ﻗﺒﻠﻬﺎ ﻭﻳﻮﻣﺎ ﺑﻌﺪﻫﺎ

Hassan Al-Qasshab berkata: “Saya bersama Muhammad bin Wasi’ (Tabiin) setiap Sabtu pagi pergi ke tanah lapang yang ada kuburannya. Kami berdiri, mengucapkan salam, berdoa dan pulang. Saya berkata: “Andaikan ziarahnya di hari Senin saja”. Muhammad bin Wasi’ menjawab: “Telah sampai kepada saya bahwa para almarhum mengetahui para peziarahnya di hari Jumat dan sehari sebelumnya (Kamis) dan sehari sesudahnya (Sabtu)” (Ibnu Qayyim, Ar-Ruh 1/6)

Keutamaan Ziarah

Dahulu, Nabi Muhammad Saw pernah melarang kegiatan tersebut. Hal itu lantaran kekhawatiran akan iman kaum Muslimin yang belum kuat sehingga dikhawatirkan membuat keimanan umat Muslim saat itu melenceng.

Akhirnya Rasulullah mengizinkan untuk ziarah kubur setelah iman kaum Muslim dinilai kuat oleh Rasulullah SAW. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Aku pernah melarang kalian untuk ziarah kubur, sekarang ziarahilah kubur.” (HR Muslim)

Adapun keutamaannya ialah dapat melembutkan hati sehingga meneteskan air mata. Lebih lanjut, ziarah kubur juga dapat mengingatkan negeri akhirat dan janganlah kalian mengucapkan kata-kata kotor (di dalamnya).

Ziarah kubur, terutama ke makam para Nabi dan orang-orang salih, memiliki keutamaan di samping pengaruhnya terhadap rohani para peziarah. Oleh karena itulah, Rasulullah Saw sering mengunjungi pemakaman Baqi.

Ziarah juga menjadi peringatan bagi yang masih hidup sehingga mengevaluasi dirinya, berpikir mengenai pertanggungjawaban yang berat di hadapan Allah SWT. dan manusia, dan terhadap kurangnya amal kebajikan yang telah dibuat.

Ma'ruf Khozin

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *