Zakariya Al-Qazwini Penulis Novel Fiksi Ilmiah Pertama di Dunia
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Jika selama ini kita mengenal Mary Shelley dan Herbert George Wells disebut sebagai penulis novel fiksi ilmiah pertama di dunia. Maka tampaknya hal itu tidak berlaku lagi.
Pasalnya sebuah temuan baru muncul bahwa jauh sebelum dua nama besar tersebut terdapat nama Zakariya al-Qazwini yang telah lebih dulu menelurkan karya serupa.
Menurut laporan Islam & Science melalui akun Twitter resminya @IslamScienceNet menjelaskan bahwa pada abad ke-13, Zakariya Al-Qazwini telah menerbitkan novel fiksi ilmiahnya. Adapun karya yang dimaksud adalah Awaj bin Anfaq.
“Mungkin mengejutkan bahwa salah satu novel fiksi ilmiah pertama sebenarnya bukan karya Mary Shelley berjudul Frankenstein atau Herbert George Wells. Dengan karyanya berjudul The Time Machine. Tetapi karya penulis dan dokter abad ke-13 yang berbasis di Baghdad, Zakariya al-Qazwini,” tulisnya dilansir Kamis (23/9/2021).
Dalam unggahanya tersebut Islam & Science menyisip sebuah foto berupa miniatur star wars Ottoman yang dilukis oleh Murat Palta. Dengan demikian, pandangan Barat yang menyebut Mary Shelley atau Herbert George Wells sebagai penulis novel fiksi ilmiah pertama terbantahkan.
***
Sebaliknya, seorang ilmuwan saintis muslim dan seorang ahli di bidang kedokteran asal Bagdad yang justru sebenarnya sebagai penulis novel fiksi ilmiah pertama di dunia. Dia bernama Zakariya al-Qazwini. Di mana novelnya yang berjudul Awaj bin Anfaq telah lebih awal mengangkat tema novel fiksi ilmiah.
Novel berjudul “Awaj bin Anfaq” ini merupakan novel fiksi ilmiah yang menceritakan kisah alien. Ia penasaran yang tiba di planet bumi untuk mengamati perilaku manusia. Si alien menemukan dirinya merasa bingung dengan keanehan spesies yang tampaknya canggih tersebut.
Sebagai informasi, dilansir dari Wikipedia, Zakariya al-Qazwini memiliki nama lengkap Zakariyya bin Muhammad bin Mahmud Abu Yahya al-Qazwini. Ia adalah seorang ilmuwan muslim kelahiran Kota Qazwin, Parsia pada tahun 1200 M / 600 H.
Ia berasal dari keluarga Atab. Ayahnya bernama Syekh Abu al-Kasim yang kemungkinan adalah keturunan Anas bin Malik dan terkenal sebagai ahli falak.
Al-Qazwini kemudian menuntut ilmu di Baghdad dan Damsyik, pada tahun 1233 M. Saat menempuh pendidikan ini, ia berjumpa dengan Ibnu Arabi. Sosok al-Qazwini memiliki keahlian dalam bidang botani, geografi, astronomi, mineralogi dan etnografi.