Yasin di Malam Nishfu Sya’ban
HIDAYATUNA.COM – Meskipun Nishfu Sya’ban sudah lewat namun gugatan keabsahan membaca Yasin di malam tersebut masih saja dipermasalahkan. Baiklah, saya jawab tentang mengkhususkan bacaan surah tertentu dari Quran, boleh atau tidak?
Imam Bukhari meriwayatkan ada seorang Sahabat yang tiap salat selalu membaca Surah Al ikhlas sehingga ditegur oleh sahabat lain sampai dilaporkan kepada Nabi. Apakah Nabi menyalahkan?
Ternyata Nabi tidak menyalahkan Takhsis tersebut. Bahkan Al-Hafidz Ibnu Hajar beristimbath:
ﻭﻓﻴﻪ ﺩﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ ﺟﻮاﺯ ﺗﺨﺼﻴﺺ ﺑﻌﺾ اﻟﻘﺮﺁﻥ ﺑﻤﻴﻞ اﻟﻨﻔﺲ ﺇﻟﻴﻪ ﻭاﻻﺳﺘﻜﺜﺎﺭ ﻣﻨﻪ ﻭﻻ ﻳﻌﺪ ﺫﻟﻚ ﻫﺠﺮاﻧﺎ ﻟﻐﻴﺮﻩ
Dalam hadis ini terdapat dalil diperbolehkan untuk menentukan sebagian Alquran berdasarkan kecondongan hati dan memperbanyak bacaan tersebut. Hal itu tidak dianggap sebagai pembiaran pada surah yang lain. (Fathul Bari, 2/258)
Kalau ada yang menggugat bahwa itu ada legalitas Nabi sehingga diperbolehkan, justru jawab saja kalau memang Nabi melarang surah yang lain. Mestinya Nabi akan menjelaskan seperti kejadian sahabat yang menyembelih hewan qurban sebelum salat Idul Adha:
ﻗﺎﻝ: «ﻧﻌﻢ ﻭﻟﻦ ﺗﺠﺰﻱ ﻋﻦ ﺃﺣﺪ ﺑﻌﺪﻙ»
“Ya boleh, dan tidak mencukupi (tidak sah) bagi siapapun setelah kamu.” (HR Bukhari)
Kalau memang membaca selain surah Al-Ikhlas dilarang karena tidak ada legalitas Nabi semestinya Nabi akan melarang. Ini yang melarang malah Salafi dan bukan dari Nabi!
Yasin di malam Nishfu Sya’ban
Surah Yasin boleh dibaca kapan pun berdasarkan keutamaan yang terdapat dalam hadis berikut:
ﺣﺪﻳﺚ: “ﻣﻦ ﻗﺮﺃ ﻳﺲ اﺑﺘﻐﺎء ﻭﺟﻪ اﻟﻠﻪ ﻏﻔﺮ ﻟﻪ”
“Barangsiapa yang membaca Yasin seraya mengharap rida Allah maka Allah mengampuninya.”
Itu, kan, hadis Daif! Sebentar dulu jangan langsung memvonis. Berikut penjelasan Syekh Syaukani:
ﺭﻭاﻩ اﻟﺒﻴﻬﻘﻲ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻣﺮﻓﻮﻋﺎ. ﻭﺇﺳﻨﺎﺩﻩ ﻋﻠﻰ ﺷﺮﻁ اﻟﺼﺤﻴﺢ .
ﻭﺃﺧﺮﺟﻪ ﺃﺑﻮ ﻧﻌﻴﻢ. ﻭﺃﺧﺮﺟﻪ اﻟﺨﻄﻴﺐ، ﻓﻼ ﻭﺟﻪ ﻟﺬﻛﺮﻩ ﻓﻲ ﻛﺘﺐ اﻟﻤﻮﺿﻮﻋﺎﺕ.
Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dari Abu Hurairah secara marfu’. Sanadnya sesuai kriteria Sahih. Juga diriwayatkan oleh Abu Nuaim dan Al-Khatib Al-Baghdadi. Maka tidak tepat menyebutkan hadis ini dalam kitab-kitab hadis palsu/ karya Ibnu Jauzi (Al-Fawaid Al-Majmuah, 1/303).
Kalau Anda terpengaruh buku karya Ust Yazid Jawaz yang mengumpulkan hadis-hadis lemah dan palsu seputar surah Yasin. Perlu diketahui bahwa beliau hanya mencantumkan penilaian Daif saja dan penilaian sahih tidak ditulis.
Lalu siapa yang membiasakan Yasin di malam Nishfu Sya’ban?
ﻭﺃﻣﺎ ﻗﺮاءﺓ ﺳﻮﺭﺓ ﻳﺲ ﻟﻴﻠﺘﻬﺎ ﺑﻌﺪ اﻟﻤﻐﺮﺏ، ﻭاﻟﺪﻋﺎء اﻟﻤﺸﻬﻮﺭ ﻓﻤﻦ ﺗﺮﺗﻴﺐ ﺑﻌﺾ ﺃﻫﻞ اﻟﺼﻼﺡ ﻣﻦ ﻋﻨﺪ ﻧﻔﺴﻪ ﻗﻴﻞ: ﻫﻮ اﻟﺒﻮﻧﻲ، ﻭﻻ ﺑﺄﺱ ﺑﻤﺜﻞ ﺫﻟﻚ.
Membaca Yasin di malam Nishfu Sya’ban setelah Magrib dan doa yang sudah populer adalah susunan dan sebagian ulama. Ada yang mengatakan bahwa beliau adalah Syekh Albuni (bukan Albani). Dan hal itu tidak apa-apa.” (Syekh Ad-Darwisyh, Asna Al-Mathalib, 1/343)