Wasiat Rasulullah Kepada Mu’adz bin Jabal dalan
HIDAYATUNA.COM – Suatu hari, Rasulullah mengutus Muadz bin Jabal untuk berdakwah ke Yaman. Rasulullah menjelaskan dua hal penting kepada Mu’adz sebagai pegangan dalam berdakwah. Di antara dua hal penting itu, yaitu: substansi Islam dan metodologi dakwah.
Rasulullah berkata kepada Mu’adz, “Wahai Mu’adz, berikanlah kabar gembira dan bukan ketakutan dan permudahlah dan jangan engkau persulit”.
Kisah ini menjadikan kita bahasan refleksi dalam berdakwah kepada khalayak umum dalam memaknai ajaran Islam agar mudah diterima oleh semua kalangan. Hal ini juga sekaligus pegangan untuk diri kita sendiri dalam memilih dan menilai ustaz yang akan kita jadikan guru sebagai pegangan untuk melangkah dan menjalani kehidupan.
Bagaimana memahami dua hal yang disampaikan oleh Rasulullah kepada Mu’adz. Pertama, berikanlah kabar gembira bukan ketakutan.
Ajaran Islam bukanlah ajaran yang teror meneror, ajaran yang memaksa, memamki bahkan sangatlah jauh dari ajaran yang memperlakukan kekerasan. Allah adalah zat Yang Maha Cita, Maha Kasih dan Maha Penyayang. Selayaknya kita sebagai umat, hendaklah merepresentasikan ajaran Islam dengan penuh cinta, penuh kegembiraan bukanlah sebalinya.
Tidak hanya itu, Rasulullah dikenal sebagai nabi Arr-rahmah atau nabi penuh cinta. Keteguhan beliau dalam berdakwah menyebarkan ajaran Islam tidak pernah menerapkan kekerasan, ataupun dengan kalimat-kalimat kasar yang dikatakannya. Selayaknya dengan sikap Rasulullah, Islam menjadi kabar gembira kepada para umat manusia dan seisi alam. Ia menjadi rahmatal lil ‘alamin.
Namun, seketika kita terbelenggu melihat fenomena yang terjadi belakangan ini. Tidak sedikit kita melihat pendakwah yang keras, mengumpat bahkan mencaci maki. Hal tersebut justru menampilkan wajah Islam yang menakutkan, tanpa unsur kegembiraan di dalamnya. Sehingga orang-orang akan menganggap bahwa Islam ajarang yang begitu rumit dan membelenggu.
Islam yang Ramah
Pada kenyataannya, Islam tidak pernah menampilkan wajah yang demikian. Dalam perjalanan kehidupan Rasulullah pada saat berdakwah, beliau selalu menampilkan senyum, ramah penuh cinta. Perlu kita berfikir, dakwah Rasulullah pada bagian mana yang menampilkan wajah Islam begitu keras dan tidak manusiawi?
Kedua, permudah jangan persulit. Kalimat ini menjadi acuan bagi kita sendiri, dengan penegasan Allah dalam QS Al-Baqarah:185. Artinya:
“..Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu…”
Dalam ayat tersebut, Allah juga memberi kemudahan bagi orang yang berada dalam bulan Ramadhan dan ia mengalami sakit dalam perjalanan. Maka ia tidak diperbolehkan puasa dan menggantinya di bulan lain sebanyak yang ia tinggalkan.
Dalam hadis Bukhari, juga dijelaskan bahwa “Sesungguhnya agama Islam itu mudah.” Imam Ibnu Hajar Al-Atsqalani menjelaskan bahwa Islam adalah agama paling mudah dari agama-agama sebelumnya. Selayaknya kita sebagai umat Islam, tentu kita akan berfikir berulang-ulang dalam memaknai fenomena pendakwah masa kini yang tidak sebanding dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah.
Apalagi memaksa orang untuk mengikuti ajaran Islam, mendengar dakwahnya bikin takut, dan menggambarkan Islam dengan begitu seram. Wallahu a’lam