Warga Sudan Peringati Penggulingan Al-Bashir dan Gelar Protes Pemerintah
HIDAYATUNA.COM, Sudan – Ribuan warga Sudan turun ke jalan memperingati ulang tahun kerusuhan massal. Pristiwa itulah yang menyebabkan penggulingan mantan Presiden Sudan Omar al-Bashir pada 2019 silam. Selain itu, aksi tersebut juga sebagai aksi protes atas kudeta militer yang menguasai pemerintahan saat ini.
Demonstrasi diadakan di Khartoum dan di luar ibukota pada Rabu (06/04) untuk menandai penggulingan al-Bashir. Mereka juga mengekspresikan kemarahan publik atas kudeta militer pada bulan Oktober yang menggagalkan masa transisi dua tahun ke pemerintahan sipil di Sudan.
Situasi ekonomi di Sudan telah memburuk sejak perebutan kekuasaan militer, dengan hiperinflasi mencapai 250 persen per tahun.
“Kami akan keluar hari ini karena kami berjanji kepada para martir bahwa kami akan memenuhi negara sipil,” kata Yousif Abdallah. Ia merupakan salah satu pengunjuk rasa berusia 34 tahun dilansir dari Al Jazeera, Kamis (07/04/2022).
“Negara sipil, dengan keragamannya, itulah yang kami cari saat ini,” kata Abdallah, anggota jaringan komite perlawanan aktivis Sudan yang memobilisasi melawan pemerintahan al-Bashir.
Polisi menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa di Khartoum dan markas militer di Ibu kota. Markas itu ditutup oleh tentara dengan kawat berduri, dan puluhan kendaraan militer.
Pada 2019, pengunjuk rasa telah berkumpul selama berbulan-bulan di markas dan tidak jelas apakah para aktivis akan mencoba melakukan konsolidasi.
Ratusan pengunjuk rasa tewas dalam penumpasan berdarah oleh pasukan keamanan terjadi pada Juni 2019 saat menggelar aksi besar-besaran pro-demokrasi.