Wamenag Dan Ribuan Warga Lintas Agama Indonesia Gerak Jalan Bersama

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) menggelar gerak jalan kerukunan antar umat beragama dengan tema ‘Rukun, Bersatu, Bergerak Untuk Indonesia Jaya’, pada Minggu (3/11/2019).
Kegiatan ini yang mengambil rute dari depan Kantor Kementerian Agama RI Jalan MH Thamrin menuju Patung Kuda, kemudian berputar balik menuju Bundaran HI, Jakarta Pusat dan kembali ke tempat semula itu, sebagai bagian dalam menyambut Hari lahir (HUT) ke-55 NSI.
Ribuan peserta dari lintas agama di Indonesia bersatu, seperti Buddha, Islam, Nasrani, Hindu dan Konghucu, termasuk Komunitas Papua di Jakarta, turut memeriahkan acara ini.
Selain itu, event bertajuk ‘Rukun, Bersatu, Bergerak Untuk Indonesia Jaya’ ini juga turut dihadiri oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmavati, Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi, Ketua Umum NSI Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja, dan Dirjen Bimas Buddha.
Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja, Ketua Umum NSI, mengatakan kerukunan sudah menjadi filosofi hidup masyarakat. Menurutnya, memelihara dan merawat kerukunan adalah salah satu wujud nyata pada kebaikan.
“Kerukunan itu bukan barang jadi melainkan hasil daripada usaha, dan itu menjadi modal dasar untuk pembangunan,” ujar Ketua Umum NSI itu disela gerak jalan.
“Presiden saat ini bercita-cita ingin mewujudkan Indonesia yang maju, Indonesia yang Jaya, maka melalui gerak jalan ini kita bersama menciptakan suasana dan memancarkan getaran kebaikan tersebut untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan jaya,” lanjutnya.
Sementara itu, Wamenag Zainut Tahudi, mengapresiasi kegiatan rutin yang diselenggarakan NSI. “Kebinekaan itu sangat indah, ini harus dirawat, dijaga, pertahanakan karena memang bangsa Indonesia ini bangsa yang sangat besar yang pluralitasnya sangat luar biasa sehingga di dalam kebinekaan harus ada persatuan, persaudaraan,” terangnya.
Lebih lanjut, dia menyebut kebinekaan, persaudaraan dan persatuan adalah bentuk nyata dari Pancasila. Disebutkannya, ideologi negara ini sebagai titik temu dari berbagai perbedaan yang ada.
“Pancasila menjadi titik temu perbedaan-perbedaan itu. Pancasila menjadi sesuatu yang mempersatukan kita semuanya dari keanekaragaman budaya, adat istiadat bahasa agama kini kita disatukan di dalam satu cita-cita Indonesia,” tukas Wamenag. (*)