Wamenag Ajak Mahasiswa Manfaatkan Medsos untuk Perluas Gerakan Pramuka

 Wamenag Ajak Mahasiswa Manfaatkan Medsos untuk Perluas Gerakan Pramuka

Wamenag: Nyepi Momentum Umat Hindu Perkuat Persatuan Bangsa (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta — Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi menyampaikan, pramuka harus perluas medan gerakan di media sosial (medsos). Hal ini guna membentuk generasi milenial yang berkarakter dan berwawasan kebangsaan yang kuat.

Zainut menilai gerakan Pramuka perlu diperluas jangkauannya. Salah satunya bisa dengan memanfaatkan media sosial (medsos).

“Untuk menyentuh generasi milenial, Gerakan Pramuka harus bisa memanfaatkan konten-konten digital. Untuk menarik minat mereka,” kata Zainut dalam keterangannya dilansir dari laman resmi Kemenag, Selasa (16/11/2021).

Menurutnya, medan gerakan di medsos saat ini sangat strategis. Sebab, Indonesia menjadi salah satu dari empat negara dengan pengguna internet terbesar di dunia.

Di mana Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna internet, katanya saat penutupan Perkemahan Wirakarya Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan (PWN PTK) tahun 2021 di UIN Raden Fatah Palembang. Dengan komposisi 51% perempuan dan 49% laki-laki, lanjut dia.

Dari sebaran umur, sebanyak 49% pengguna internet di Indonesia berusia 18-25 tahun (milenial), dan 33,8% berusia 26-35 tahun.

Duta Moderasi Beragama

“Sebanyak 170 juta di antaranya adalah pengguna aktif dan militan di media sosial. Hal ini menjadi potensi yang dapat diarahkan menuju hal-hal yang baik dan produktif,” tegasnya.

Baik dalam gerakan di dunia nyata maupun maya, lanjut Wamaneg, aktivis gerakan pramuka PTK bisa menjadi duta moderasi beragama. Yaitu, generasi yang memiliki cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama.

Dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan. Berlandaskan prinsip adil, berimbang dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.

Zainut menambahkan, moderasi beragama bukanlah upaya memoderasikan agama. Melainkan, kata dia, untuk memoderasi pemahaman dan pengamalan dalam beragama.

Baginya, wawasan moderasi beragama, kultur dan nilai agama yang moderat, yang dipelajari di kampus, harus disebarkan kepada setiap lapisan masyarakat. Langgam dan model pendidikan ala Gerakan Pramuka, dengan sistem among, menyenangkan. Penuh dengan nuansa kreatif, bisa berkontribusi besar untuk mendisimilasikan moderasi beragama.

“Gerakan Pramuka juga bisa menjadi sarana strategis untuk melakukan tabayun. Chek and richek pelbagai pemahaman yang jauh dari nilai-nilai inklusifitas,” pesannya.

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *