Waktu Terjadinya Kiamat Menurut Al-Quran
HIDAYATUNA.COM – Hari kebangkitan atau hari kiamat masih bersifat misteri (ghaib), namun yang pasti akan terjadi. Dan kapan waktu terjadinya tidak seorangpun dapat mengetahuinya dan dapat memastikannya, sekalipun malaikat dan Nabi Muhamad sendiri, hanya Allah yang mengetahui hal ini. Sebagaimana yang tersurat dalam Firmannya.
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ۚ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً ۗ يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “kapankah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.
Ayat di atas mengkonfirmasi bahwa hanya Allah-lah yang tahu kapan datangnya hari kiamat terjadi. Namun digambarkan bahwa dengan datangnnya Nabi akhir zaman, Muhammad SAW, menandakan bahwa kiamat sudah dekat.
Nabi Muhammad adalah pemungkas para nabi-nabi, tidak diturunkan setelahnya seorang nabi dari bangsa manapun. Sebagai penutup para Nabi, Muhammad juga mengsiyaratkan suatu penutupan babak kehidupan didunia yang fana ini. Dalam suatu ingatan Sahabat terukir sabda Nabi yang berbunyi.
حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ عَنْ أَبِي حَصِينٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ يَعْنِي إِصْبَعَيْنِ تَابَعَهُ إِسْرَائِيلُ عَنْ أَبِي حَصِينٍ
Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Abu Bakar] dari [Abu Hashin] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku diutus dan jarak antara aku dan kiamat bagai dua ini, ” maksud beliau kedua jarinya. Hadits ini diperkuat oleh [Israil] dari [Abu Hashin]. (HR. Bukhari : 6024)
Karena isyarat Nabi Muhammad bahwa masa belau dengan kiamat digambarkan sanggat dekat, sebagaimana dekatnya, dalam suatu Riwayat, digambarkan sebagaimana dekatnya jari tengah dan telunjuk. Namun kedekatan ini tidak ada penegasan seberapa lama rentang waktu antara Nabi Muhammad dan hari terjadinya kiamat. hanya disebutkan tanda-tanda baik dalam Al-Qur’an ataupun hadis-hadis, bagaimana proses dan awal mula yang melatarbelakangi kedatangan hari kiamat.
Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa hari kiamat diawali dengan tiupan sangkakala malaikat Israfil, tiupan pertama sebagai tanda kehancuran dunia. Tatanan alam semesta beserta isinya, sedangkan tiupan keduan dimaksudkan untuk membangkitkan manusia-manusia dari dalam kuburnya. Dalam surah al-Haqqah. 13-16, Allah menggambarkan prosesi terjadinya hari kiamat.
فَاِذَا نُفِخَ فِى الصُّوْرِ نَفْخَةٌ وَّاحِدَةٌ ۙ. وَّحُمِلَتِ الْاَرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا. دَكَّةً وَّاحِدَةًۙ .فَيَوْمَىِٕذٍ وَّقَعَتِ الْوَاقِعَةُۙ .وَانْشَقَّتِ السَّمَاۤءُ فَهِيَ يَوْمَىِٕذٍ وَّاهِيَةٌۙ
Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali benturan. Maka pada hari itu terjadilah hari Kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi rapuh.
Karena dahsyatnya tiupan sangkakala Israfil yang menjadikan seluruh jagat raya hancur lebur, tatanan alam semesta yang selama bermiliar-miliar tahun bergerak teratur dalam rotasinya tiba-tiba berpendar sporadis, hal ini yang akhirnya melahirkan benturan-benturan antar benda langit yang tidak terbayang jumlahnya. dari berbagai benturan benda-benda raksasa langi itu mengakibatkan ledakan yang cukup dahsyat.
Bagaimana kemudian menjelaskan kehancuran semesta yang biasa disebut dengan kiamat dalam kaca mata sains, pada dasarnya ilmuan sains sekalipun tidak dapat memotret bagaimana kejadian kiamat secara utuh, karena itu merupakan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelum-sebelumnya dan diluar kelaziman biasa. Dan hal yang sains pahami dengan kehancuran besar adalah memampatnya Kembali alam semesta, sebagaimana awal mula pertama kali penciptaan, gelombang alam semesta kian hari kian membesar, dan pada akhir penentuan semesta, (kiamat) alam semesta kembali mengecil, seluruh isi jagat sara berbenturan satu sama lain.
Keteraturan yang selama ini ada, berubah menjadi ketidak teraturan. Jika sejarah Panjang bumi saja Ketika tertimpa hujan meteor terjadi, amengakibatkan kemusnahan masal, perubahan iklim, dll. Maka kiranya bisa dibayangkan jika bukan lagi hujan meteor yang terjadi. tetapi benturan benda langit antara satu dengan lainnya. Bumi beserta isinya bisa dipastikan hancur lebur. Wallahu A’lam.