Waktu Shalat Dalam Berbagai Keadaan
HIDAYATUNA.COM – Kita tahu bahwa shalat lima waktu itu diwajibkan berdasarkan waktu-waktunya. Kalau kita di rumah dalam keadaan biasa-biasa saja, mudah sekali menetapkan waktu shalat. Apalagi di masa modern ini sudah ada jadwal shalat yang otomatis.
Namun terkadang jadwal shalat ini jadi rada berantakan manakala sedang berada di dalam berbagai kondisi yang tidak biasa, seperti di atas pesawat, di negeri sub-tropis, di kutub, bahkan di luar angkasa atau di garis batas international.
1. Di Pesawat Terbang
Di atas pesawat yang terbang melintasi banyak daerah. Sebab perubahan fenomena alam di sekitar kita berjalan menjadi tidak normal.
Terbang ke Barat seperti mengejar matahari, sehingga seharusnya matahari sudah terbenam, malah tidak terbenam-terbenam juga. Padahal secara hitungan sudah jam 21.00 malam, seharusnya di kampung kita ini sudah Maghrib.
2. Di Negeri Sub Tropis dan Kutub
Fenomena yang tidak biasa bisa juga terjadi kalau kita tinggal di negeri yang sub torpis, dimana panjang siang dan malam itu tidak seimbang.
Kadang matahari sudah terbit padahal baru jam 02.00 dinihari. Dan baru terbenam ketika jam menunjukkan pukul 10.30 malam.
Bahkan semakin ke kutub pergerakan matahari semakin aneh, tidak lagi terbit dari Timur dan terbenam di Barat. Tetapi hanya berputar-putar 360 derajat, sehingga kita mengalami siang selama 6 bulan lamanya.
Nanti ada waktunya dimana matahari menghilang selama 6 bulan lamanya.
Kalau sudah begini, bagaimana kita menentukan waktu shalat tentunya akan jadi masalah besar. Harus ada ijtihad kekinian dalam hal ini.
3. Di Ruang Angkasa
Apalagi kalau kita naik wahana luar angkasa, makan siang dan malamnya menjadi sangat nisbi dan aneh sekali. Dalam hitungan 24 jam kita melihat matahari terbit dan terbenam sampai berkali-kali.
Konon terbit dan terbenanya matahari di ISS itu setiap 90 menit sekali. Ini apa-apaan? Terus gimana menentukan waktu shalatnya?
4. Terakhir gimana cara kita shalat Jumat di daerah IDL atau garis batas international.
Masalah seperti di atas tentunya banyak dipersoalkan dan jadi perdebatan, karena tidak akan kita temukan pembahasannya di kitab turats klasik. Sebab masalah seperti ini baru terjadi di masa kita sekarang, di zaman manusia bisa terbang dengan pesawat jet, atau naik roket mengorbit bumi.
Dan tentu saja pastinya banyak silang pendapat yang bertebaran dalam masalah kontemporer seperti ini.
Saya sudah bahas masalah ini dalam sekolah fiqih live bahkan juga ada makalahnya. Silahkan kalau mau baca-baca, tapi tidak bisa didownload biar nggak dibajak lalu dijual di marketplace.
Linknya Disini : rumahfiqih.com