Wagub DIY KGPAA Paku Alam X Bicara Intoleransi dan Radikalisme

 Wagub DIY KGPAA Paku Alam X Bicara Intoleransi dan Radikalisme

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Intoleransi dan radikalisme hanya dinamika dalam kehidupan plural di Indonesia. Intoleransi dan radikalisme terjadi hanya karena oknum yang tidak menyukai ketentramaan dan kedamaian di Indonesia.

Demikian disampiakan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Paku Alam X saat menerima Panitia Jogja Christmas Harmony di Gedhong Pare Anom Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Kamis 9 Januari 2020.

Secara umum, lanjut Paku Alam X, di Indonesia tidak ada yang namanya intoleransi dan radikalisme. Jika pun ada, dia menyakini hal itu hanya oknum yang tidak senang dengan kedamaian.

“Perbedaan itu bukan sesuatu yang perlu dibesar-besarkan, apalagi dipertentangkan. Karena pada dasarnya Indonesia itu nyaman dengan perbedaan yang ada,” terang Sri Paduka, sapaan akrab Paku Alam X.

Menurut dia dalam kondisi seperti ini bangsa Indonesia perlu melakukan penguatan keberagaman. “Ini artinya, kita perlu upaya penguatan agar kehidupan pluralis di Indonesia tetap bisa berjalan damai. Karena sudah seharusnya kita bersyukur dengan apa yang dimiliki bangsa ini,” kata dia.

Paku Alam X juga berharap Jogja Christmas Harmony bisa menjadi ajang guna memperkuat dialog budaya dalam mengatasi berbagai persoalan di masyarakat. Menurutnya, budaya yang berakar dari rasa, sangat efektif untuk menjadi landasan mempererat persaudaraan sebangsa setanah air.

“Dengan rasa, agama menjadi hal yang tidak penting dalam hubungan sosial kita. Di tengah kehidupan yang plural ini, kita tidak mungkin hanya berkawan dengan yang seagama,” ujarnya.

Sekadar diketahui, acara Jogja Christmas Harmony ini merupakan kerja sama antara Komunitas Insan Pariwisata Kristen Yogyakarta, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia DIY, Organisasi Angkutan Darat DIY, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia DIY, dan Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia. (AS/HIDAYATUNA.COM)

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *