Virus Corona: China dan Rusia Minta AS Cabut Sanksi Terhadap Iran
HIDAYATUNA.COM – China dan Rusia telah menyerukan kepada Amerika Serikat, AS, untuk segera mencabut sanksi terhadap Iran, ketika mereka sedang berjuang mati-matian untuk menangani virus corona yang menyebar dengan sangat cepat di negaranya
Iran, sebagai negara yang paling terdampak di Timur Tengah, telah melaporkan lebih dari 14.000 kasus yang dikonfirmasi dan telah mendokumentasikan lebih dari 800 korban kematian akibat virus tersebut.
Pada hari Senin, Kementerian Luar Negeri China telah meminta AS untuk segera mencabut sanksi, dengan mengatakan bahwa mereka telah menghalangi upaya Teheran (ibukota Iran) untuk melawan pandemic itu, yang secara resmi dikenal sebagai COVID-19.
“Kami mendesak AS untuk segera mencabut sanksi sepihak terhadap Iran. Sanksi yang berkelanjutan akan melanggar nilai kemanusiaan dan menghambat respons Iran terhadap epidemi (virus corona) dan penyaluran bantuan kemanusiaan,” kata Geng Shuang, juru bicara dari Kementerian Luar Negeri China.
Kementerian Luar Negeri Rusia juga telah membuat pengumuman yang serupa, dengan menyebut sanksi dari AS terhadap Iran adalah sebuah sanksi yang ‘anti-kemanusiaan’.
“Sanksi unilateral AS yang ilegal, yang dijatuhkan (kepada Iran) sejak bulan Mei 2018 sebagai bagian dari kampanye ‘tekanan maksimum’, adalah hambatan terkuat bagi perjuangan efektif (Iran) untuk melawan infeksi itu,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia.
Pemerintah Iran telah berulang kali mengatakan bahwa sejak Presiden AS Donald Trump mulai mengaktifkan sanksi terhadap Teheran, negara tersebut telah kehilangan sekitar $200 miliar dalam pendapatan dan investasi valuta asingnya.
Presiden Iran Hassan Rouhani dan Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif telah mengirim surat kepada para pemimpin dari beberapa negara yang berisi tentang permintaan kepada masyarakat internasional untuk ‘mengabaikan sanksi dari AS yang tidak manusiawi’.
Saat ini, Iran sangat membutuhkan dana, pasokan medis, dan barang-barang untuk membantu mengatasi vitus corona yang sedang merajalela di negaranya.
Meski perdagangan atas dasar kemanusiaan telah diperkecualikan dari sanksi AS, banyak perusahaan dan bank di seluruh dunia khawatir untuk terlibat dengan Iran karena takut akan ‘sanksi sekunder’ dari AS.
“Salah satu masalah untuk bantuan internasional adalah mengklarifikasi masalah hukum terkait sanksi (AS terhadap Iran)) untuk memastikan bahwa pasokan medis dan obat-obatan dapat dibawa masuk ke Iran,” kata Olivier Vandecasteele, seorang direktur dari Relief International’s (RI) di Iran, dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.
Pada hari Senin, China, yang sampai sekarang masih terus berjuang melawan wabah virus corona di negaranya sendiri, telah mengirim bahan-bahan anti-epidemi, termasuk alat tes, serta tim ahli sukarela ke Iran, kata kementerian luar negerinya.
Pada hari Selasa, pengadilan Iran telah membebaskan sekitar 85.000 tahanan, termasuk tahanan politik, dari penjara mereka sebagai salah satu upaya untuk melawan penyebaran virus corona. (Aljazeera.com)