Viral Pertanda Kiamat Suara Keras dan Dukhan, Cek Faktanya!
HIDAYATUNA.COM – Sejak awal tahun ini sudah banyak berita dan polemik mengenai hadis tentang akan adanya suara keras dan dukhan yang akan terjadi pada pertengahan bulan Ramadan ini sebagai pertanda datangnya kiamat. Hal ini karena pertengahan Ramadan tahun ini jatuh pada hari Jum’at yang menjadikan ini sebagai penguat keberadaan hadis tersebut. Berikut teks yang diklaim sebagai hadis Nabi tersebut :
Nu’aim bin Hammad berkata: “Telah menceritakan kepada kami Abu Umar, dari Ibnu Lahi’ah, ia berkata; telah menceritakan kepadaku Abdul Wahhab bin Husain, dari Muhammad bin Tsabit Al-Bunani, dari ayahnya, dari Al-Harits Al-Hamdani, dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda:
إذَا كَانَتْ صَيْحَةٌ فِي رَمَضَانَ فَإِنَّهُ يَكُونُ مَعْمَعَةٌ فِي شَوَّالٍ، وَتَمْيِيزُ الْقَبَائِلِ فِي ذِيِ الْقَعْدَةِ، وَتُسْفَكُ الدِّمَاءُ فِي ذِيِ الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمِ، وَمَا الْمُحَرَّمُ» ، يَقُولُهَا ثَلَاثًا، «هَيْهَاتَ هَيْهَاتَ، يُقْتَلُ النَّاسُ فِيهَا هَرْجًا هَرْجًا» قَالَ: قُلْنَا: وَمَا الصَّيْحَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: ” هَدَّةٌ فِي النِّصْفِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ جُمُعَةٍ، فَتَكُونُ هَدَّةٌ تُوقِظُ النَّائِمَ، وَتُقْعِدُ الْقَائِمَ، وَتُخْرِجُ الْعَوَاتِقَ مِنْ خُدُورِهِنَّ، فِي لَيْلَةِ جُمُعَةٍ، فِي سَنَةٍ كَثِيرَةِ الزَّلَازِلِ، فَإِذَا صَلَّيْتُمُ الْفَجْرَ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَادْخُلُوا بُيُوتَكُمْ، وَاغْلِقُوا أَبْوَابَكُمْ، وَسُدُّوا كُوَاكُمْ، وَدِثِّرُوا أَنْفُسَكُمْ، وَسُدُّوا آذَانَكُمْ، فَإِذَا حَسَسْتُمْ بِالصَّيْحَةِ فَخِرُّوا لِلَّهِ سُجَّدًا، وَقُولُوا: سُبْحَانَ الْقُدُّوسِ، سُبْحَانَ الْقُدُّوسِ، رَبُّنَا الْقُدُّوسُ، فَإِنَّ مَنْ فَعَلَ ذَلِكَ نَجَا، وَمَنْ لَمْ يَفْعَلْ ذَلِكَ هَلَكَ
Artinya: “Bila telah muncul suara di bulan Ramadan, maka akan terjadi huru-hara di bulan Syawal, kabilah-kabilah saling bermusuhan (perang antarsuku) di bulan Dzulqa’dah, dan terjadi pertumpahan darah di bulan Dzulhijjah dan Muharram.” Beliau mengulanginya sampai tiga kali. “Mustahil, mustahil, manusia dibunuh ketika itu, banyak terjadi kekacauan.”
Kami bertanya: “Suara apakah, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Suara keras di pertengahan bulan Ramadan, pada malam Jumat, akan muncul suara keras yang membangunkan orang tidur, menjadikan orang yang berdiri jatuh terduduk, dan para gadis keluar dari pingitannya pada malam Jumat di tahun terjadinya banyak gempa. Jika kalian telah melaksanakan salat Shubuh pada hari Jumat, masuklah kalian ke dalam rumah kalian, tutuplah pintu-pintunya, sumbatlah lubang-lubangnya, selimutilah diri kalian, dan sumbatlah telinga kalian. Jika kalian merasakan adanya suara menggelegar, maka bersujudlah kalian kepada Allah dan ucapkanlah: “Mahasuci Allah Al-Quddus, Mahasuci Allah Al-Quddus, Rabb kami Al-Quddus”. Barang siapa melakukan hal itu, niscaya ia akan selamat. Akan tetapi, barang siapa yang tidak melakukannya, niscaya ia akan binasa”.
(Hadist ini diriwayatkan oleh Nu’aim bin Hammad di dalam kitab Al-Fitan 1:228, no.638, dan Alauddin Al-Muttaqi Al-Hindi di dalam kitab Kanzul ‘Ummal, no. 39627).
Ini Hadis Palsu
Perlu disampakan bahwa hadis ini derajatnya adalah maudhu’ atau palsu, karena di dalam sanadnya terdapat beberapa perawi hadist yang dicap sebagai pendusta dan bermasalah sebagaimana diperbincangkan oleh para ulama hadist. Para perawi tersebut antara lain :
- Nu’aim bin Hammad, dia seorang perawi yang dha’if (lemah),
- Ibnu Lahi’ah (Abdullah bin Lahi’ah), dia seorang perawi yang dha’if (lemah), karena mengalami kekacauan dalam hafalannya setelah kitab-kitab hadistnya terbakar.
- Abdul Wahhab bin Husain, dia seorang perawi yang majhul (tidak dikenal).
- Muhammad bin Tsabit Al-Bunani, dia seorang perawi yang dha’if (lemah dalam periwayatan hadist) sebagaimana dikatakan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani, Ibnu Hibban, dan An-Nasa’i.
- Al-Harits bin Abdullah Al-A’war Al-Hamdani, dia seorang perawi pendusta, sebagaimana dinyatakan oleh Imam Asy-Sya’bi, Abu Hatim, dan Ibnu Al-Madini.
Pendapat Ulama
Gus Baha menyebutkan makna kiamat bagi orang awam dan orang-orang Makkah, adalah hancurnya sistem tata surya, langit, bumi dan seluruh isinya. Beliau menceritakan bahwa pada zaman Rasulullah, nabi pernah ditanya oleh orang kafir tentang kapan terjadinya kiamat. Nabi SAW memiliki sebuat istilah yang mengatakan bahwa Kiamat itu dekat. Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan.
Dari zaman para Nabi, Nabi telah diajarkan oleh Allah SWT bahwa kiamat sudah dekat. Dekat dalam artian kiamat adalah kematian kita sendiri. Tentu kita tidak tahu kapan kiamat kita akan datang, mati kita akan kapan. Rasulullah kemudian mengingatkan kembali akan persiapan kita dalam menghadapi kiamat, tidak perlu menanyakan kapan kiamat, kapan kiamat. Fokuslah pada persiapan kita menghadapi kiamat, bukan waktunya.
Jangan Percaya Ramalan
Jangan percaya ramalan atau prediksi-prediksi Kiamat meskipun Ustad yang menyebutkannya. Karena sejatinya tidak pernah ada yang tahu kapan Kiamat itu kaan terjadi. Sebenarnya kalau kita mengingat kembali Ramadhan pada tahun 2012 dulu, dimana pertengahan Ramadhan 1433 tahun itu juga terjadi pada hari Jum’at. Bahkan ada prediksi bahwa Desember tahun itu akan menjadi akhir dunia. Coba lihat, apakah ramalan tersebut terbukti benar?
Maka, berhati-hatilah kita dalam menyebarkan dan mengambil kesimpulan dari sebuah prediksi, terutama itu adalah prediksi Kiamat. Biarkan waktu terjadinya Kiamat menjadi rahasia Allah, tugas kita hanyalah percaya akan adanya kiamat dan mempersiapkan diri dalam meghadapi hal tersebut.
Dari Al-Mughirah radhiyallahu ‘anhu, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
“Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama dengan berdusta pada selainku. Barang siapa yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaklah dia menempati tempat
Source :