Umat Muslim Gelar Demo Besar-Besaran Menentang Penistaan Nabi Muhammad
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Puluhan warga Indonesia berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar India di Jakarta untuk menentang penistaan terhadap Nabi Muhammad. Umat Islam di Indonesia mengecam penistaan yang dilakukan politisi Bharatiya Janata terhadap kesucian Nabi itu.
Pasalnya, pejabat Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa terhadap kesucian Islam di India telah mengeluarkan pernyataan yang menghina umat Islam. Atas pernyataan itu, para pengunjuk rasa meminta pemerintah India untuk meminta maaf kepada umat Islam.
Selain Jakarta, Umat Muslim di berbagai belahan dunia turut mengutuk penistaan terhadap Nabi Muhammad Saw itu. Aksi demonstrasi ini sebagai kelanjutan dari upaya membela Nabi Muhammad Saw itu dari penistaan.
Sebagaimana yang dilakukan umat Muslim di Palestina, dilansir dari IQNA, mereka berkumpul di situs suci Islam Al-Aqsa.
“Pada hari Jumat, jemaah mengadakan acara itikaf di halaman Masjid Al-Aqsa untuk mendukung Nabi Muhammad Saw. Selama acara tersebut, pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan yang meminta pihak berwenang India untuk merespons,” dikutip Hidayatuna.com dari Aljazeera melalui IQNA.
Ribuan Muslim juga berdemonstrasi pada hari Jumat di beberapa kota di India, termasuk ibu kota, Delhi, Mumbai, Kanpur, Firuzabad dan Ahmedabad. Di Dhaka, ibu kota Bangladesh, demonstrasi massal berlanjut pada hari Jumat, mengutuk pernyataan yang menghina itu.
Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan yang menyerukan pihak berwenang India untuk menanggapi penistaan terhadap umat Muslim tersebut. Mereka juga memegang spanduk dalam mengutuk “kebijakan represif” India terhadap warga Muslimnya.
Beberapa kota Pakistan, termasuk Lahore, Peshawar, Karachi dan Rawalpindi, juga menggelar demonstrasi yang menolak pernyataan penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw. Umat Muslim yang menjadi peserta demo turut membawa spanduk mengutuk penghinaan terhadap Nabi.
Pemerintah India mengatakan bahwa pernyataan pejabat BJP itu tidak mencerminkan pandangan pemerintah setempat, Senin (6/6/2022). Pernyataan itu menyusul kecaman resmi oleh beberapa negara Islam dan seruan pemboikotan produk India.
Pemerintah menekankan bahwa pihaknya akan menindak pejabat yang menghina, serta mencabut keanggotaan mereka dari Partai Bharatiya Janata.