Umat Muslim dan Kristen Palestina Bersatu Pertahankan Masjid Al-Aqsa

 Umat Muslim dan Kristen Palestina Bersatu Pertahankan Masjid Al-Aqsa

Jejak Sejarah Islam di Kesultanan Berau, Kalimantan Timur (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Gaza – Anggota Persatuan Ulama Kaum Muslimin, Syekh Marrouh Nashar menyerukan Umat Muslimin dan Kristiani serta pejuang untuk mempertahankan Masjid Al-Aqsa.

Syekh Nashar yang juga pimpinan urusan Al-Quds di Lembaga Ulama Palestina, dalam pernyataannya kepada Pusat Informasi Palestina, menyampaikan apresiasi kepada segenap warga Al-Quds dan para pejuang yang bersiaga di Masjidil Aqsha.

“Apresiasi kepada segenap warga Palestina yang bersiaga di Al-Quds, di Gaza, di Tepi Barat dan di semua tempat yang mendukung Baitul Maqdis, membela dan melakukan solidaritas dengan ucapan, harta dan lainnya,” ucapnya, dilansir dari Palinfo, Kamis (29/09/2022).

Para umat Muslim dan Kristiani bersedia berkumpul
di Masjid Al Aqsa dalam penjagaan dari rangkaian eskalasi serbuan zionis ke tempat suci Islam dan Kristen.

Ia menyerukan untuk bersatu untuk melawan kekejaman zionis Israel. Bukti dari perlawanan adalah adanya upaya penghadangan orang-orang Yahudi yang ingin menginjak-nginjak harga diri Masjid Al-Aqsa.

“Kita semua harus melindungi Al-Quds dengan segenap sarana, terutama di hari-hari mendatang, yang akan menjadi konflik terbuka antara kaum muslimin dan kaum zionis,” ungkapnya.

Selain itu, Syekh Nashar juga mengingatkan supaya Masjidil Aqsha tak jadi barang gadaian bagi tujuan politik dan pemilu Israel, sebagai realisasi dari klaim keagamaan dan taurat, ditegaskannya hal itu tak akan terjadi jika ada para pejuang yang siaga di sana.

Syekh Nashar menyebutkan, pemerintah dan tentara Israel akan melakukan upacara Hari Raya Yahudi. Hari Raya zionis itu merupakan hari raya dusta, yang berorientasi dalam sektor politik, dimana para politisi membuat kebijakan, dan pihak yudikatif membuat hukum dan eksekutif yang mengeksekusinya.

“Pelanggaran yang terjadi di Masjidil Aqsa dalam fase mendatang dengan adanya 3 hari raya, akan semakin berbahaya bagi persoalan Palestina, terutama bagi Al-Aqsha,” tegas Nashar. []

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *