Ulama Mesir Kagumi Tradisi Penulisan Kitab di Pesantren Indonesia
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Filologi muda NU, Ginanjar Sya’ban mengungkapkan bahwa tradisi ta’lif dan syarah kitab-kitab klasik adalah bagian terpenting dalam bentangan sejarah peradaban dan keilmuan Islam, termasuk tradisi penulisan kitab.
Bahkan kata Ginanjar, Ulama Besar Al-Azhar Mesir Syekh Abdul Aziz al-Syahawi sangat mengapresiasi tradisi kepengarangan serta tradisi penulisan kitab pesantren di Indonesia.
“Hal ini masih dikembangkan oleh para kiai atau ulama pesantren, mulai ta’lif sampai syarah kitab,” ungkap Ginanjar dalam tulisannya yang diunggah di akun Facebooknya, dikutip Senin (25/07/2022).
Perkembangan kepengarangan ini mengukuhkan bahwa pesantren NU di Indonesia benar-benar menjadi penjaga tradisi peradaban dan keilmuan Islam selama berabad-abad lamanya.
Menurutnya ada beberapa keunggulan yang dimiliki pesantren NU, salah satunya adalah mampu menjaga nilai-nilai keilmuan klasik.
Ginanjar menceritakan saat dirinya berkesempatan mendampingi Syekh Abdul Aziz al-Syahawi berkunjung ke Ponpes Al-Anwar, Sarang, Rembang.
Ulama asal Mesir itu dihadiahi kitab oleh Kiai Ahmad Fakhrur Rozi, pengajar di Ponpes yang didirikan oleh alm KH. Maimoen Zobair. Di antara kitab karyanya adalah al-Faidh al-Rahmani fi al-Tsabat al-Maimuni yang berisi himpunan sanad (tsabat) keilmuan KH. Maimoen Zubair.
Kitab lain karya Kiai Fakhrur Rozi yang dihadiahkan adalah al-Nafahat al-Maimuniyyah fi Syarh al-Syamail al-Muhammadiyyah, syarah atas kitab hadits al-Syamail al-Muhammadiyyah yang sangat populer itu.