UKP-DKAAP: Budaya Damai Harus Ditinjau dari Berbagai Macam Sektor
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – UKP-DKAAP, Syafiq Mughni, pada penutupan acara musyawarah dialog antar agama itu, merekomendasikan tentang pentingnya pengembangan budaya damai di tengah masyarakat Indonesia. Supaya masyarakat Indonesia memiliki daya tahan yang kokoh terhadap berbagai macam persoalan, isu, dan provokasi. Oleh sebab itulah budaya damai harus dibangun melalui berbagai macam sektor kehidupan.
“Budaya damai bisa dibangun melalui sektor pendidikan, nilai-nilai kehidupan bersama, saling menghormati, toleran, dan melalui sektor kesehatan. Dewasa ini, kita banyak menghadapi problem HIV/ Aids, tuberkulosis, stunting dan berbagai macam penyakit, sehingga memerlukan turun tangan tokoh-tokoh agama untuk mempromosikan hidup sehat,” terangnya setelah penutupan Musyawarah Nasional Tokoh Antaragama di Hotel Shangri-La, Jumat (14/9/2019) malam.
Musyawarah tokoh antaragama juga merekomendasikan untuk membangun budaya damai melalui aksi kemanusiaan. Jadi ketika ada bencana alam, maka lembaga-lembaga yang berbasis agama bersama-sama turut memberikan bantuan terhadap korban bencana. Membangun budaya damai, lanjutnya, melalui aksi kemanusiaan adalah model kerjasama yang sangat bagus dan nyata. Masing-masing pemeluk agama harus memiliki perhatian ke arah sana dengan mengajak seluruh majelis agama untuk bergabung dalam gerakan-gerakan kemanusiaan.
“Membangun budaya damai dari berbagai sektor kehidupan sangat penting, itu pokok-pokok yang dihasilkan dari Musyawarah Nasional Tokoh Antaragama ini,” paparnya.
Usai musyawarah, harapnya, menghasilkan dokumen atau buku yang memuat hasil musyawarah tokoh-tokoh antaragama. Buku tersebut, kelak, akan disosialisasikan ke berbagai daerah yang bisa dijangkau. Tujuannya untuk mengajak semua pihak membuat komitmen bersama membangun budaya damai dari berbagai sektor kehidupan.
Di sisi lain, UKP-DKAAP juga akan mengirimkan buku yang memuat hasil musyawarah ke majelis-majelis agama supaya disebarluaskan di tingkat bawah. Kemudian buku tersebut akan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris untuk dipromosikan ke dunia internasional. Sehingga mereka mengetahui usaha dalam membangun perdamaian di Indonesia.
“Kita sudah melakukan mempromosikan buku hasil musyawarah tahun lalu, dan negara-negara lain memberikan apresiasi yang sangat tinggi karena Indonesia dipandang sebagai model negara mayoritas Muslim yang memberikan model kehidupan yang damai,” pungkasnya.