Tradisi Buka Bersama dan Macet

 Tradisi Buka Bersama dan Macet

Tradisi Buka Bersama dan Macet (Foto/Markaban Anwar)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Salah satu ancaman acara buka puasa bersama di Jakarta, khususnya pas musim penghujan adalah macet total yang tidak terprediksi.

Beberapa teman saya sesama ustadz seringkali mengeluhkan macet yang begitu fatal menjelang jam berbuka. Tiba di tempat acara terlambat, jamaah agak kecewa.

Maka antisipasi macet banyak dilakukan. Di awal Ramadhan kemarin, saya sempat berganti 4 moda transportasi untuk menuju acara tausiyah menjelang buka puasa.

Dari rumah naik motor ke stasiun LRT. Naik LRT sampai stasiun paling akhir, dijemput mobil menuju sebuah kawasan industri di Kerawang. Tiba-tiba macet total.

Panitia berinisiatif jemput saya pakai motor. Alhamdulillah tiba tepat waktu. Maka naik motor akhirnya jadi andalan, biar bisa antisipasi kemacetan Jakarta yang bikin ngilu.

Tapi yang unik kemarin sore. Alhamdulillah lokasi acara di sebuah gedung tak jauh dari rumah saya. Tiba pas dengan yang dijadwalkan. Begitu masuk ruangan, saya kaget.

Peserta berbuka puasanya malah belum ada satu pun yang datang. Panitia kalang kabut. Saya santai saja, karena sudah terbiasa dengan kasus macam itu.

Sampai terdengar adzan Maghrib, yang datang baru satu orang. Langsung buka puasa dan shalat Maghrib. Hampir isya’, barulah satu per satu berdatangan.

Alasannya apalagi kalau bukan macet parah. Dari Gatsu ke Rasuna Said disesatkan oleh Google masuk gang kecil dan terjebak tidak bisa maju atau mundur. Kondisi hujan deras.

Google diawal menampilkan perkiraan waktu tiba hanya 25 menit, kenyataann 1 jam bahkan ada yang sampai 2 jam.

Jadilah ceramahnya berubah judul menjadi kultum menjelang Isya’.

Alhamdulillah. []

Ahmad Sarwat

Pendiri Rumah Fiqih Indonesia

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *