Tradisi Bubur Suro Memperingati Tahun Baru Islam (Muharram)
HIDAYATUNA.COM – Festival bubur suro, festival yang diadakan di desa krapyak kota pekalongan ini untuk memperingati 10 muharram 1441 H, dan unik nya ini adalah festival pertama yang di buat oleh para generasi muda. Acara yang mengusung tema bumbu-bumbu persatuan ini bertujuan untuk memperkenalkan kuliner tradisional krapyak sekaligus membangun tali silahturahmi serta mengembangkan potensi kreatifitas dan budaya krapyak.
Acara yang dibuka dengan penampilan kesenian dan pentas budaya ini nantinya akan membagikan sekitar 2000 bor suro atau bubur suro kepada para warga dan pengunjung secara gratis, Bubur Suro ini adalah salah satu makanan khas Krapyak sejak ratusan tahun yang lalu dan cuma mengadakan acara ini hanya satu tahun sekali.
Ada sekitar 5 keluarga yang diberikan tugas untuk membuat bubur khas krapyak ini unik nya masing-masing keluarga ternyata mempunyai resep yang berbeda-beda, ada yang menggunakan tulang ayam untuk kaldu nya ada juga yang menggunakan balungan sapi tapi malah ada yang justru menggunakan keduanya supaya rasa bumbu nya makin mantul.
Untuk membuatnya memerlukan waktu 5 jam dari beras, kacang hijau dan tulang belulang nya sampai hancur dan melebur menjadi satu. Bubur harus diaduk terus menerus agar tidak gosong
setelah matang bubur didiamkan selama 2 jam sampai benar-benar dingin setelah itu bubur bisa disajikan beberapa tambahan toping khas krapyak ada 7 Toping yang wajib ada pada bubur syuro yaitu :
Udang, Jeruk bali, rempah, timun, telu dadar, kemangi dan abon. Bagi masyarakat Krapyak 7 atau pitu dalam Bahasa jawa punya makna pitulungan.
Untuk buah toping yang dulu pakai buah delima, karna saat ini harga delima saat ini lumayan mahal maka di ganti dengan jeruk bali. Dari ke tujuh varian toping ini juga harus mewakili daerah krapyak karna lokasi krapyak masuk ke daerah pesisir makanya harus ada hasil laut ternak dan juga hasil bumi nya dan harus memiliki rasa yang berbeda-beda sebagai bentuk rasa syukur yang telah di berikan oleh yang maha kuasa kepada masyarakat krapyak.