Tradisi Batu Poaro, Kenang Masuknya Islam Ke Buton
HIDAYATUNA.COM – Arak-arakan beragam makanan serta sajian mengawali Tradisi Batu Poaro, Arak-arakan kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa di masjid di pantai teluk kelurahan wameo kecamatan Batu Poaro kota bau-bau Sulawesi Tenggara.
Setelah di arak dan di doakan sesaji yang berisi makanan khas di daerah itu kemudian di bawa menuju Batu Poaro yang dipercaya sebagai tempat pijakan kaki syekh “Abdul Wahid”.
Puncak dari ritual ini adalah membagikan stalak atau Nampan sesajian kepada masyarakat yang di susul dengan melemparkan uang koin dan uang kertas saat itulah puluhan anak-anak yang sudah menanti acara ini saling berebutan.
Tradisi Batu Poaro merupakan kegiatan memperingati wafat nya Syekh Abdul Wahid seorang ulama yang membawa ajaran Islam ke tanah Buton pada tahun 1526, Masyarakat selalu menggelar tradisi Batu Poaro setiap datang nya Tahun Baru Islam atau Hijriah.
Pada Prinsipnya adalah untuk mengingatkan Kembali kepada sang maha Guru besar yang bernama Syekh Abdul Wahid, dimana beliau itu dalam catatan sejarah dari pada perkembangan sejarah Buton, Tutur La ode muhamad Arsal ( Tokoh Adat Bau-Bau ).
Selain memperingati ketokohan Syekh Abdul wahid Tradisi Batu Poaro juga dilaksanakan masyarakat untuk memanjatkan doa-doa kepada sang pencipta agar kehidupan mereka terhidar dari bencana dan berlimpah rahmat serta Rezeki.