Tips Menyampaikan Mauidhoh Hasanah Ala Gus Ghofur
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar, Rembang, KH. Abdul Ghofur Maimoen (Gus Ghofur) mengatakan bahwa dalam memberikan mauidhoh hasanah, sebaiknya dilakukan dengan cara yang efektif dan menyampaikan hal-hal yang esensial.
“Mauidhoh (nasihat) baiknya itu singkat saja, asal substansinya membekas dan mengena di hati para pendengar. Berlama-lama dalam memberi ceramah dikhawatirkan malah mengaburkan tujuan mauidhoh itu sendiri,” kata Gus Ghofur dilansir dari Channel Santri Gayeng, Selasa (15/02).
Putra kelima almarhum KH. Maimoen Zubair ini juga menuturkan bahwa Nabi ketika memberi nasihat tidak begitu banyak tetapi tegas.
Pengaruhnya merasuk betul, yang awalnya tidak bertakwa atau kurang ketakwaannya tambah menebal rasa takwanya. Sampai-sampai mereka yang dinasihati bercucuran air mata, merasa takut, dan lebih khusyuk.
Inilah yang disebut oleh Gus Ghofur “Al-Iqtishad fi al-Mauizhah”. Efek nasihat itu menempel terus menerus dan tidak menguap begitu saja. Bahkan terbawa sampai ke rumah.
“Ini adalah cerita bahwa ketika Nabi memberi nasihat maka orang-orang bisa sampai menangis. Mata yang tak pernah menangis, menjadi berlinang air mata. Hati yang awalnya keras menjadi lemah lembut,” ujarnya.
Bahkan menurut cerita di hadis, lanjut Gus Ghofur, ketika Rasulullah sudah selesai menyampaikan nasihat para sahabat masih antusias mengajukan beberapa pertanyaan. Mereka selalu merasa kurang, sehingga memohon agar diberi wasiat.
“Mauidhoh kok sampai dua jam?! Setengah jam pertama tampak khusyuk, tampak begitu mengena. Tapi satu jam berikutnya mulai mengantuk. Sebab setengah jam pertama yang menjadikan takwa tertutup oleh satu jam yang mengantuk tadi,” tegasnya.