Tips bagi Umat Islam agar Tidak Salah Doktrin
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Mengunjungi Monumen Resolusi Jih4d yang terletak di Bubutan 6 no 2, Surabaya, sekaligus menjadi Kantor PBNU pertama adalah program wajib kami untuk mengajak para mahasiswa dari Poso, Ambon dan Bima.
Alhamdulillah, di sini saya bisa bernostalgia dengan Kiai Dzulhilmi dan Kiai Abdul Bari, tentu penjaga lawang Gus Muchit Chusnan.
Sudah jamak diketahui bahwa setelah Pak Karno memproklamirkan bahwa Indonesia telah merdeka, tentara NICA datang lagi hendak menjajah.
Saat itu Pak Karno bertanya kepada KH Hasyim Asy’ari tentang hukum melawan penjajah.
Keputusan resolusi melawan penjajah ditentukan di sini pada 22 Oktober, yang saat ini diperingati sebagai Hari Santri.
Saya sampaikan kepada para mahasiswa ini bahwa inilah jihad yang benar. Yaitu atas perintah pemimpin negeri.
Sebagaimana hadis:
ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ، ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻮﻡ اﻟﻔﺘﺢ – ﻓﺘﺢ ﻣﻜﺔ – «ﻻ ﻫﺠﺮﺓ، ﻭﻟﻜﻦ ﺟﻬﺎﺩ ﻭﻧﻴﺔ، ﻭﺇﺫا اﺳﺘﻨﻔﺮﺗﻢ ﻓﺎﻧﻔﺮﻭا»
Artinya:
“Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda saat pembebasan Kota Makah: “Tidak ada lagi kewajiban hijrah. Tetapi jih4d dan niat. Jika kalian diperintah maka berangkatlah.” (HR. Bukhari)
Cara menjalankan perintah ini bukan pemimpin ormas, bukan ketua organisasi, bukan teman, tetapi harus pemimpin negeri seperti yang disampaikan oleh Imam An Nawawi:
ﻣﻌﻨﺎﻩ ﺇﺫا ﺩﻋﺎﻛﻢ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﺇﻟﻰ ﻏﺰﻭ ﻓﺎﺫﻫﺒﻮا
Artinya:
“Makna hadis adalah jika kalian diundang oleh pemimpin untuk per4ng maka berangkatlah.” (Syarah Sahih Muslim)
Saya beri tahu tips supaya tidak jadi korban doktrin bahwa jika ada yang mengajak melakukan bom bunuh diri dengan janji 70 bidadari, bilang saja: “Kamu aja dulu yang melakukan supaya cepat meraih bidadari.”
Ternyata si pendoktrin pun tidak mau melakukan lebih dulu. []