The Omar (Part 2)

 The Omar (Part 2)

HIDAYATUNA.COM – Waktupun terus berlalu, Omarpun lulus kuliah dengan baik sekali. Seiring dengan kelulusan Omar, izin perusahaan dari pemerintah keluar hingga ia bisa menjalankan operasional perusahaannya. Dan alhamdullillah ada banyak proyek-proyek yang datang baik dari kakak-kakaknya atau dari pihak swasta lainya. Sementara adik-adiknya Omar keadaannya sekarang sudah jauh lebih baik, yang pertama sudah lulus SMK dan akan masuk kuliah di kampus Omar, ingin mengambil jurusan Ekonomi sedangkan si bungsu baru lulus SMP.

Dengan pendapatan Omar sekarang dari usaha-usaha yang dimilikinya, dia sudah bisa mengambil tanggung jawab dari ibunya dan ibu Susi setelah bapaknya yang telah meninggal. Ibunyapun sekarang sudah pensiun, hingga Omar bisa mengurus adik-adiknya dan ibunya dengan baik di rumahnya yang baru.

Namun masih ada yang mengganjal dalam kehidupan Omar yaitu lingkungannya, dia sebagai orang asli disitu, orang Betawi, selalu merasa prihatin dengan linkungannya. Dalam hatinya,”udah kumuh, kalau hujan banjir lagi”. Sekarang yang menjadi permasalahan baginya di lingkungan dia terdapat banyaknya penyakit masyarakat yang ada disitu seperti obat-obat terlarang, penggunaan minuman keras, riba dan jadi belum lagi terdengar ada masalah pel*curan, benar-benar komplit.

Dia baru tahu bahwa bapaknya meninggal kerana masalah perj*dian, dia stres karena selalu kalah, untung dia belum mengambil barang-barang di rumahnya, belum lagi teman-temanya yang sudah meninggal karena masalah obat-obatan terlarang. Diperparah lagi stigma bahwa orang Betawi sering berbuat masalah, makannya mereka membuat organisasi-organisasi kemasyarakatan yang tujuannya sebenarnya mulia, namun pada prakteknya tidak.

Tapi tidak semua begitu, masalah amoral seperti itu siapa saja bisa, tanpa memandang suku apa, oleh sebab itu mereka harus disibukkan oleh kegiatan-kegiatan yang bersifat positif dan bermanfaat, makannya harus terjadi perubahan. Dia berpikir, dia belum sukses kalau dia belum pasti mengatasi masalah di lingkungannya minimal menguranginnya.

Omarpun pernah membicarakan masalah itu kepada ibu Susi, dan ia mendukung niat Omar untuk memperbaiki lingkungannya dan memberikan nasihat-nasihatnya. Berdasarkan niat baik itu pula dia pangillah teman-temannya semasa ia kecil, termasuk ulama setempat dan pengurus RT/RW dari lingkungannya untuk bermusyawarah di rumahnya dalam rangka membicarakan penyakit masyarakat di lingkungannya.

Setelah mengucapkan salam, Omar pun mulai berbicara, “kita semua merasa miris dengan keadaan lingkungan kita, selalu terjadi masalah yang merungikan kita semua, saya mempunyai ide untuk membuat sebuah usaha untuk mendayagunakan potensi-potensi yang ada, terutama anak mudanya, saya melihat adanya masalah-masalah sosial yang ada dikeranakan tidak adanya aktifitas yang positif di lingkungan kita”.

Ustadz Muhammad langsung berkata, “ane setuju dengan ide bapak Omar, ane juga berpendapat sama, kita harus punya kegiatan yang bagus dan positif terutama bagi pemuda-pemudi kita”, terdengar logat Betawi Arabnya.

“ya saya juga berpikaran sama dengan bapak Omar, saya juga merasa miris dengan keadaan lingkungan kita, kemarin malam polisi menangkap seorang pegedar sabu di belakang rumah saya, kemudiaan saya dipanggil untuk menjadi saksi, benar-benar malu-maluin”, kata pak RT yang langsung diamini semua yang datang.

Pak RW kemudian bertanya kepada Omar, “kira-kira apa yang akan bapak lakukan, selama itu baik bagi lingkungan kita, kami pasti mendukung”, pak RW yang memang orang asli Betawi disitu.

Ide usaha

“saya mempunyai ide untuk membuka usaha-usaha kecil seperi: cuci motor/mobil, bengkel, service HP/Jam, laundry, warnet dan menjahit, saya akan memberikan modal dan tempat untuk menjalankan usaha, ruko di depan, di dekat jalan masuk ke lingkungan kita, punya saya, ada empat ruko yang saya kosongkan karena memang saya buat untuk menjalankan ide-ide saya, kita bisa melakukan sistem bagi hasil dengan sedikit pelatihan usaha, saya pikir dengan dukungan bapak-bapak dan para pemuda sekalian, Insya Allah kita bisa berhasil”.

“Alhamdullillah, akhirnya ada jalan juga, insya Allah, kita pasti berhasil, anepun hampir-hampir putus asa melihat situasi yang ada”, kata Ustadz Muhammad yang langsung disambut bahagia oleh yang datang.

“kami juga akan mempersiapkan anak-anak muda kita, untuk menjalankan kegiatan tersebut”, kata pak RW.

“tapi anak muda yang mana?, sebagian anak muda kita sudah banyak yang kena masalah seperti nark*ba, j*di dan lain-lain, yang masih sekolah SMK mungkin bisa diandalkan”, ada nada pesemis dari Pak RT dengan logat Sunda yang kental.

“jangan terlalu pesimis pak, kita bisa gunakan pemuda-pemudi mushola, sebagaian dari mereka putus sekolah dan menjadi penganggur, ane ngeri mereka terpengaruh keadaan”, kata pak Ustadz Muhammad.

Dari perwakilan anak muda si Ucok teman kecil Omar mengatakan, “kita pasti setuju kalau untuk yang baik-baik buat di lingkungan kita dan saya juga kenal baik sama Omar saya percaya dia akan berbuat yang baik demi lingkungan kita dan pada waktu digrebek seperti kata pak RT saya juga diajak polisi sebagai perwakilan anak muda untuk menjadi saksi, benar kata pak RT benar-benar malu-maluin”, terdengar logat Medannya hampir hilang.

“terima kasih Cok, kalau masalah pemuda, bapak-bapak yang paling tahu, saya terus terang tidak tahu menahu, saya sudah lama tidak ikut dalam kegiatan pemuda disini, tapi saya hanya mengingatkan, saya tidak perduli, siapa saja pemuda bisa kita berdayagunakan, termasuk yang bermasalah, justru mereka yang harus kita bina, dan saya kira, kita harus mampu mengarahkan mereka ke jalan yang lebih baik”. mereka agak terdiam mendengar kata-kata Omar, ditambahkannya

“saya berharap pak Ustadz, pak RT, pak RW dan teman-teman sekalian yang ada disini bisa melindungi dan mengayomi para anak muda yang ada di lingkungan kita, saya berharap sekali”.

“saya mengerti maksud bapak, kami butuh waktu untuk “menginventaris” pemuda-pemudi yang ada di lingkungan kita, ada baiknya kita membuat panitia agar rencana ini bisa berjalan dan untuk pertemuan-pertemuan di masa yang akan datang”, usul pak RW.

“oke, saya juga mengerti maksud bapak, yang penting usaha ini bisa berjalan dengan baik, ingat saudara-saudara sekalian, mereka juga adalah saudara-saudara kita, kita harus menyadarkan mereka bahwa ada tempat yang lebih bagi mereka kalau mereka mau berubah dan mereka pasti mau, nanti kalau mereka sudah kumpul saya akan memberikan motivasi kepada mereka”, kata Omar, dia tahu sekali maksudnya, kalau ada panitia pasti ada anggaran, tidak apa-apa yang penting semua bisa berjalan dengan baik. Dalam kepanitian itu Omar duduk sebagai penasehat bersama dengan Ustadz Muhammad dan di struktural ada pak RT dan pak RW dibantu pemuda sekitarnya.

Beberapa hari kemudian pak RW dan RT berhasil mengumpulkan pemuda-pemudi untuk menjalankan keinginan Omar, sebenarnya itu merupakan keinginan bersama untuk hari esok yang lebih baik. Berita tersebut didapat dari Ustadz Muhammad kerena selain dekat dengan masyarakat pak Ustadz dan pak RW adalah penasehat dan pengurus daerah dari Organisasi kemasyarakatan Betawi yang terkenal di Jakarta, pantas cepat kalau untuk memobilisasi masa.

Tapi Omar langsung berpesan bahwa rencana ini hanya untuk masyarakat di daerahnya dulu dan tanpa memandang suku mana, dan mereka menyetujuinya. Sebagian besar pemuda yang ada, adalah anggota organisasi kemasyarakatan Betawi dan sisanya orang dari daerah-daerah lainnya seperti dari Sunda, Jawa dan Batak, mereka diikutkan karena mereka tidak ada kerjaan yang lain untuk bisa mengisi hari-harinya dengan cara yang baik, mereka menjadi tukang parkir, agen j*di togel dll, masya Allah.

Tapi sekarang harus berubah, merekapun akhirnya berkumpul di aula gedung pertemuan RW, ada kira-kira 20 orang pemuda-pemudi yang ikut selain tokoh-tokoh masyarakat yang diundang semuanya untuk bermusyawarah membicarakan ide ini. Setelah pak RT, RW dan Ustadz Muhammad memberikan kata sambutan, Omar mulai berbicara,

Setelah mengucapkan salam, Omar langsung berbicara lantang,

“saudara semuannya ingin berubah”

“iya”, dijawab semuanya.

Sekali lagi Omar bertanya dengan keras untuk membangkitkan semangat

“saudara semuannya ingin berubah”

“iya”, dijawab semuanya lagi dengan lebih keras.

“saya akan memfasiltasi keinginan saudara kalian, tapi saudara-saudara harus sungguh-sungguh dalam berusaha, tidak main-main, ingat orang tua anda, ingat saudara-saudara anda, ingat teman-teman anda dan yang paling penting ingat Allah tempat saudara-saudara sekalian berdoa, tempat meminta, ingat saudara-saudara sekalian, Allah tidak akan merubah suatu kalau kaum itu tidak mau berubah, yang sudah lalu biarkan berlalu, Allah selalu menerima dosa setiap hambanya yang mau berubah dan bertobat”.

Agar tidak berlarut-larut berbicara sehingga bisa membuat pendengar menjadi malas dan mengantuk, Omarpun bercerita tentang rencana dia untuk membangun lingkunganya,

“saya mempunyai ide untuk teman-teman sekalian untuk membuka usaha kecil-kecilan seperti warnet, laundry, bengkel, menjahit dan usaha-usaha lain-lainnya terutama untuk saudara-saudara sekalian, saya tidak memandang anda dari suku mana, kalau anda mau berkerja keras pasti ada jalan, ikuti saya, sebagai awal rencana ini saya punya ruko yang akan saya pinjaman kepada kalian termasuk untuk modal usaha semuannya dari saya, kita pakai sistem bagi hasil, saya sebagai pemilik modal akan menguasai sebagian usaha anda dan memberikan pelatihan usaha sampai kalian bisa menjalankan usaha sendiri”

Tiba-tiba Ustadz berteriak Allahu Akbar, yang langsung diikuti dengan yang lainnya, Allhamdulillah, tergambar wajah-wajah ceria sebagai awal yang bagus untuk memulai suatu usaha, untuk memulai hidup yang baru.

Ditambahkan Omar, “Ya Allah, mudah-mudahan engkau berkahkan dan permudahkan usaha ini, sedangkan untuk masalah teknis silahkan hubungi panitia yang sudah terbentuk”.

Allhamdulillah, buat apa kita punya banyak rezeki kalau tidak bisa berbagi dengan yang lainnya, jangan sampai kita berpikir keanekaragaman hanya dilihat dari satu sisi seperti seni dan budaya tapi yang penting adalah cara hidup orang-orang yang ada di dalamnya. Amin

Selanjutnya “proyek” ini pun berjalan sesuai yang diinginkan, memang ada banyak masalah seperti: izin yang belum didapat dari pemerintah setempat, masih kurangnya sosilisasi hingga banyak yang mengira ada lowongan kerja, dan yang lebih parahnya mereka belum siap menjadi usahawan sehingga ada yang putus asa ditengah jalan dan membawa dana yang harus dibagikan sesuai janji.

Namun semuanya harus bisa diatasi mengingat ini didasari semangat untuk merubah keadaan mereka kepada yang lebih baik. Omar dan para pemuka masyarakat setempat, terus memberi semangat kepada mereka yang mau merubah hidupnya, sedangkan Omar sekarang harus lebih memfokuskan tujuan hidupnya demi “idealismenya”.

Source : Firdaus dari Cerpenmu.com

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *