TGB: Perseteruan Politik Jangan Dibawa ke Ranah Akidah

 TGB: Perseteruan Politik Jangan Dibawa ke Ranah Akidah

Etika Politik Menurut Al-Farabi (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Cabang Indonesia Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi melihat dewasa ini perseteruan politik bisa dibawa-bawa ke ranah perseteruan akidah.

Fenomena ini lanjut TGB marak dan banyak dijumpai dalam kehidupan di dunia maya (media sosial). Dimana perbedaan pandangan politik ditarik ke ranah keimanan.

“Beda pandangan (politik) itu dibawa ke dalam perbedaan keyakinan yang akhirnya saling menyesatkan, mengkafirkan, munafik dan segala macam,” kata TGB dalam Washathiyah Webinar Series baru baru ini dikutip Hidayatuna.com, Senin (7/12/2020).

Menurut TGB, situasi demikian ini sangatlah mengkhawatirkan, karena akan semakin menguatkan polarisasi umat dalam kehidupan nyata.

Pada hakikatnya, lanjut dia, politik bukanlah bagian dari akidah. Sehingga salah kaprah jika perbedaan dalam pandangan politik kemudian dilarikan kepada masalah akidah.

“Politik itu bukan bagian dari akidah, tapi muamalah. Karena itu perbedaan pendapat adalah hal biasa,” ujarnya.

Untuk itu, sebesar apapun perbedaan dalam politik, sangatlah buruk apabila sampai memutuskan silaturrahim. Perbuatan memutus tali silaturrahim adalah yang dimurkai Allah SWT.

“Tidak boleh (berbeda pandangan politik) kemudian menyebabkan kita memutuskan silaturahmi,” tegasnya.

Sebagai informasi, fenomena interaksi di media sosial menghadirkan tantangan tersendiri bagi kehidupan beragama. Terutama, dalam konteks menjaga kohesivitas umat yang solid.

Saat ini Medsos turut berkontribusi pada terbentuknya polarisasi dan defragmentasi di berbagai lini kehidupan, termasuk keberagamaan. Kondisi ini, kata TGB, menjadi tantangan tersendiri bagi para tokoh dan ulama untuk berdakwah di era sosmed.

Sementara media sosial memiliki peran yang teramat besar dalam mengkonstruksi pemahaman beragama umat di zaman ini. Sebab, berbagai informasi keagamaan yang membanjiri Medsos kerap dijadikan masyarakat sebagai pegangan mereka.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *