Tertekan oleh Sanksi AS, Presiden Iran akan Mengunjungi Jepang, Sekutu AS
Menurut media pemerintah Iran, Presiden Hassan Rouhani akan mengunjungi Jepang akhir pekan ini. Perjalanan ke negara itu akan menjadi perjalanan pertama yang dilakukan oleh kepala negara Iran dalam hampir 20 tahun terakhir.
Presiden Iran terakhir yang mengunjungi Jepang adalah Mohammad Khatami pada tahun 2000.
Menurut kantor berita resmi Iran IRNA, yang mengutip pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi pada hari Senin, Presiden Hassan Rouhani akan tiba di ibukota Jepang, Tokyo, pada hari Jumat.
Menurut laporan IRNA, Araghchi mengatakan bahwa kunjungan yang hanya akan berlangsung dalam satu hari itu akan berjalan dengan ‘sangat intens’, dan itu semua terjadi karena Iran sedang menghadapi tekanan yang sangat berat dari Amerika Serikat dan beragam plot lainnya untuk mengisolasi mereka secara internasional.
Seminggu yang lalu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, mengatakan bahwa negaranya mengatur kunjungan itu karena ingin memainkan peran yang lebih besar dalam menyelesaikan kebuntuan konflik nuklir antara Teheran dan Washington, dan juga dalam mengurangi ketegangan di Timur Tengah, yang merupakan sumber lebih dari 80 persen dari minyak Jepang.
Abe mengatakan bahwa Jepang sebagai sekutu AS yang secara tradisional memiliki hubungan persahabatan dengan Iran akan berupaya untuk bertindak sebagai penengah antara Washington dan Teheran.
Ketegangan antara Washington dan Teheran mulai meningkat semenjak keputusan yang diambil oleh Presiden AS Donald Trump pada tahun lalu untuk menarik diri dari perjanjian nuklir antara Iran dengan para negara digdaya pada tahun 2015.
Menyusul juga sanksi AS yang menghalangi Iran untuk menjual minyak mentahnya ke luar negeri telah melumpuhkan perekonomian mereka, dan mendorong Teheran untuk secara bertahap mengurangi komitmennya terhadap perjanjian nuklir tersebut.
Pada bulan Juni lalu, Abe, yang mempunyai hubungan persahabatan dengan Trump, telah melakukan perjalanan ke Teheran, namun gagal dalam upayanya untuk mendorong Iran dan AS agar mengadakan pembicaraan untuk mengurangi ketegangan nuklir itu.
Kunjungan Abe pada saat itu bertepatan dengan adanya serangan terhadap dua kapal tanker minyak, yang salah satunya dioperasikan oleh perusahaan pelayaran Jepang. Amerika Serikat menuduh Iran sebagai pihak yang berada di balik serangan itu, namun Teheran membantah tuduhan tersebut.
Pada hari Senin kemarin, juru bicara kementerian luar negeri Iran, Abbas Mousavi, mengatakan bahwa ‘sangat wajar’ bagi Rouhani untuk mengunjungi Jepang dalam melanjutkan langkah Abe sebelumnya.
Mousavi menambahkan bahwa pembicaraan antara kedua pemimpin itu nantinya akan berfokus pada ‘masalah dan perkembangan’ di masing-masing wilayah mereka, dan juga tentang perjanjian nuklir.
Perlu diketahui, selama ini Jepang telah menjadi pembeli utama dari minyak mentah Iran, tetapi menghentikan pembeliannya untuk mematuhi sanksi yang dijatuhkan oleh AS kepada Iran..
Sebelum pergi menuju ke Tokyo, Rouhani dijadwalkan untuk menghadiri puncak pertemuan para pemimpin negara Muslim di Kuala Lumpur, Malaysia.
Keputusan yang keluar pada hari Senin itu terjadi setelah AS dan Iran melakukan pertukaran tahanan pada awal bulan ini, yang bisa dikatakan suatu tindakan kerjasama yang jarang terjadi antara musuh lama.
Pertukaran itu juga mendorong Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, untuk mengatakan bahwa Teheran ‘sangat siap’ untuk melakukan pertukaran tahanan secara penuh, dan juga menyerahkan seluruh keputusan pada ‘pengadilan AS’.
Sumber : Aljazeera.com