Temuan Awal Sejarah Kerajaan Pasai
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Sejarah Samudra Pasai telah dimulai sejak paruh pertama Abad ke-7 Hijriah atau abad ke-13 Masehi. Hal itu diketahui lewat data-data yang diperoleh dari tiga batu nisan tua.
Dimana ketiga nisan tua tersebut berada di Leubok Tuwe, Maurah Mulia dan di Matang Ulim yang berada di wilayah Kabupaten Aceh Utara.
“Ketiga nisan tersebut memuat epitaf atau tulisan keterangan tentang pemilik makam tersebut,” tulis dalam buku Tinggalan Sejarah Samudra Pasai. Buku tersebut diterbitkan oleh Center for Information of Samudra Pasai (CISAH) dikutip Senin (7/6/2021).
Dalam epitaf ini, lanjut keterangan tersebut menjelaskan bahwa mereka adalah tokoh-tokoh yang banyak dicintai banyak orang. Adapun tulisan tersebut berbunyi mahbub qulub al-khala’iq.
Dari tulisan yang terdapat pada nisan mengungkapkan bahwa dua tokoh pemilik makam di Leubok Tuwe itu meninggal pada tahun 662 Hijriah atau 1226 Masehi. Sementara makam di Matang Ulim meninggal pada 676 Hijriah atau 1278 Masehi.
Dari kata “as-sa’id” pada epitef ketiga nisan tersebut dapat diketahui bahwa ketiganya merupakan penguasa sebelum Al-Malik Ash-Shalih dan dinastinya memerintah di Samudra Pasai.
Keberadaan tiga nisan ini menunjukkan bahwa kerajaan bercorak Islam di pesisir utara Aceh ini telah muncul. Kemunculannya dimulai sejak pertengahan pertama abad ke-7 Hijriah atau 13 Masehi. Sekaligus merupakan awal dari sejarah Samudra Pasai.