Teladan Syekh Ali Jaber, Inilah yang Patut Anda Contoh
![Teladan Syekh Ali Jaber, Inilah yang Patut Anda Contoh](https://i0.wp.com/hidayatuna.com/wp-content/uploads/2020/12/Pemulung-Viral_1.jpg?resize=850%2C425&ssl=1)
Syekh Ali Jaber (Ilust/Hidayatuna)
HIDAYATUNA.COM – Pendakwah, guru besar, guru Alquran, sekaligus inspirasi Alquran kebanggan Indonesia yakni Syaikh Ali Saleh Muhammed Ali Jaber telah berpulang. Kesedihan yang teramat perih bagi umat Muslim, khususnya seluruh masyarakat Indonesia masih terasa hingga kini.
Sebab selama ini beliau merupakan sosok yang akrab dan menghormati serta menghargai siapa saja, termasuk umat yang beragama lain. Beliaulah panutan yang mengajarkan akan bermaknanya hidup ini jika bisa selalu berbuat kebajikan tanpa harus memandang siapa orangnya.
Namun, kini dalam bisu pun, beliau tetap memberikan dakwah kepada kita semua tentang kematian. Bahwa segala sesuatunya adalah milik Allah SWT. dan akan kembali kepada Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 185 yang artinya:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”.
Begitu cintanya beliau dengan Allah SWT dan Rasulullah Saw, apa yang dikerjakan beliau selama di dunia ini adalah sesuai dengan perintah-Nya. Sehingga, sudah menjadi keharusan bagi kita agar bisa meneladani perilaku-perilaku beliau selama hidup sebagai bentuk ketaatan kepada Sang Pencipta.
Membahagiakan Siapa Saja Tanpa Pandang Bulu
Kita mungkin masih berpikiran panjang ketika harus membahagiakan orang lain. Atau mungkin kita juga masih pilih-pilih orang siapa saja yang perlu untuk dibahagiakan. Namun, hal ini tidaklah bagi Syekh Ali Jaber.
Beliau membahagiakan siapa saja tanpa pandang bulu. Bahkan kepada orang jahat sekali pun. Bisa kita lihat dalam musibah penusukan yang dialami beliau dalam agenda dakwahnya. Beliau tidak memaksakan dirinya agar si penusuk harus dihukum. Beliau menyerahkan segalanya kepada pihak yang berwajib apapun keputusannya.
Beliau juga tidak menampakkan raut kesedihan saat tragedi itu. Justru wajahnya tampak tenang di hadapan jamaah dan orang secara umum. Beliau ingin agar jamaahnya tidak merasa khawatir apalagi tersulut emosi akibat tindak kejahatan tersebut. Bahkan beliau juga pernah mengatakan:
“Tugas kita membahagiakan orang, siapa pun itu, sama binatang saja kita sayang, apalagi manusia”.
Ikhlas Saat Mendapatkan Musibah
Ikhlas menjadi kata sederhana, namun teramat berat untuk dilakukan. Tetapi hal tersebut bisa kita lihat penerapannya secara nyata dan penuh akan ketulusan dari sosok Syekh Ali Jaber. Beliau mendapatkan tusukan tanpa alasan yang jelas, namun tidak ada dendam yang dirasakan.
Keikhlasan itu begitu besar ada dalam dirinya. Beliau selalu percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah takdir Allah SWT. Bahkan di saat musibah tersebut menimpa dirinya dan jamaah satu per satu memberikan penghakiman dan pukulan pada si penjahat, namun apa yang beliau lakukan?
Beliau melerainya meski tangan sudah berdarah-darah. Karena beliau meyakini ketika dirinya marah atau bahkan tidak terima dengan kejadian tersebut, maka tidak ada manfaat yang bisa diperoleh.
Tidak Ragu Untuk Meminta Maaf dan Memaafkan
Siapa yang tak kenal dengan Syekh Ali Jaber? Sebagian besar orang mengetahui sosok ulama yang berasal dari Madinah, Arab Saudi tersebut. Meskipun beliau adalah orang yang dikenal, dikagumi, dan diteladani, namun hal tersebut tidak membuatnya menjadi orang yang selalu merasa benar.
Beliau tidak segan-segan untuk meminta maaf kepada siapa pun. Tidak ada rasa tinggi di dalam dirinya yang membuat gengsi untuk meminta maaf. Bahkan beliau juga sosok yang mudah memaafkan orang lain, meski kepada orang yang memberinya tusukan hingga mendapatkan 10 jahitan sekali pun.
Sosok Syekh Ali Jaber saat ini memang tidak ada lagi di dunia. Namun, semangat berdakwahnya, semangat berbuat baiknya, dan cita-citanya masih hidup. Kita sebagai umat Islam sudah sepatutnya meneladani beliau dan berusaha untuk meneruskan cita-cita mulianya. Semoga beliau mendapatkan tempat terindah di sisi Allah SWT dan kita bisa dipertemukan dengan beliau di surga-Nya. Amin.