Teka-teki Nama Belakang Syekh Syamsuddin as-Sumatrani
HIDAYATUNA.COM, Jakarta — Syekh Syamsuddin as-Sumatrani merupakan salah satu ulama hebat dengan pemikiran dan karya-karyanya yang luar biasa.
Lantas, siapa sebenarnya sosok Syekh Syamsuddin as-Sumatrani ini?
Dan mengapa ia memiliki nama belakang as-Sumatrani, sementara dirinya adalah orang asli Aceh? Dikutip dari buku ‘Biografi Ulama Nusantara: Disertai Pemikiran dan Pengaruh Mereka’ menyebut sangat sedikit sekali sumber yang mengupas tentah mengenai sejarah hidupnya.
Namun buku tersebut menjelaskan, bahwa Syekh Syamsuddin merupakan salah satu tokoh sufi terkemuka yang telah turut mengguratkan corak esoteris pada wajah Islam di Aceh.
Namun sayangnya, perjalanan hidup sang sufi ini sulit sekali untuk dirangkai secara utuh. Salah satu penyebabnya adalah tidak ditemukannya catatan autobiografinya dan juga langkanya sumber- sumber akurat yang dapat dirujuk.
Sementara itu, peneliti Prof. Dr. Aziz Dahlan yang pernah mengangkat sosok Syekh Syamsuddin as-Sumatrani dalam disertasinya, pun merasa kesulitan dengan langkanya sumber-sumber mengenai tokoh ini.
Prof. Dahlan mengatakan sumber informasi mengenai Syekh Syamsudin mungkin cukup sulit untuk digali, namun beberapa literatur menyatakan dari sumber-sumber tertua di Aceh terdapat kitab Bustanu al-Salathin yang bisa menjadi rujukan.
“Sumber itu tetap ada, tetapi tidak detail. Di antara sumber tua yang dapat dijumpai mengenai potret Syekh Syamsuddin as-Sumatrani adalah Hikayat Aceh, Adat Aceh, dan kitab Bustanu al-Salathin,” ucapnya.
Itu pun kata Prof. Dahlan tidak memotret perjalanan hidupnya secara terinci. Namun dalam serpihan-serpihan data historis yang terbatas itu, tetap bisa mengetahui Syekh Syamsuddin as-Sumatrani dan pemikirannya.
Serpihan-serpihan catatan tua tentang sosok Syekh Syamsuddin as-Sumatrani menjelaskan bahwa nama lengkapnya adalah Syekh Syamsuddin ibn Abdullah as-Sumatrani, dan lebih dikenal dengan sebutan Syamsuddin Pasai.
Nama belakangnya, as-Sumatrani, merupakan penisbahan dirinya terhadap Sumatera alias Samudra Pasai. Di pulau Sumatera, dalam catatan sejarah perkembangan Islam, terdapat sebuah kerajaan Islam masyhur pada masanya bernama Kesultanan Samudra Pasai.
Karena itu, Syekh Syamsuddin as-Sumatrani juga dipanggil Syamsuddin Pasai. Mengenai asal muasal nama “as-Sumatrani” di nama belakang Syekh Syamsuddin, para sejarawan mengajukan dua teori kemungkinan.
Pertama, nama atau sebutan Sumatrani ataupun pasai tersebut menjelaskan bahwa orang tua Syekh Syamsuddin berasal dari Pasai (Sumatera).
Dari teori pertama ini, diduga kuat bahwa Syekh Syamsuddin as-Sumatrani dilahirkan dan dibesarkan di Pasai.
Kedua, nama atau sebutan Sumatrani atau Pasai karena Syekh Syamsuddin as-Sumatrani bermukim dan meninggal serta dikuburkan di Pasai.
Teori ini beranggapan bahwa Syekh Syamsuddin as-Sumatrani tidak dilahirkan serta dibesarkan di Pasai, tetapi datang ketika sudah dewasa dan bermukim di sana. []