Tedhak Siten dalam Islam Boleh Dilaksanakan, Ini Alasannya

 Tedhak Siten dalam Islam Boleh Dilaksanakan, Ini Alasannya

Fikih Reproduksi: Bagaimana Hukumnya Sel Telur yang Dibekukan? (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Setiap orangtua ingin memberikan yang terbaik untuk anak, begitu pun dengan orangtua Jawa pada zaman dulu yang menggelar tedhak siten. Tedhak siten merupakan rangkaian prosesi adat tradisional dari tanah Jawa yang diselenggarakan saat pertama kali seorang anak belajar menginjakkan kaki ke tanah.

Tedhak artinya turun, dan siten artinya tanah. Prosesi adat leluhur ini ditujukan untuk mempersiapkan anak agar mampu melewati setiap fase kehidupan.

Di dalam Islam, acara tidhak sinten lebih dikenal dengan istilah al-ihtifal bihadzaq al-shibyan, atau merayakan kepintaran anak. Menurut para ulama, hukum mengadakan al-ihtifal bihadzaq al-shibyan (tidhak sinten) hukumnya adalah boleh. 

Banyak di antara kalangan ulama salaf, seperti Imam Al-Hasan Al-Bashri, yang membolehkan merayakan kepintaran anak. Misalnya, dengan menabur kacang-kacangan, memberikan uang, menyembelih hewan kemudian mengundang orang lain untuk makan bersama.

Tedkah Siten dalam Kitab Fashsh Al-Khawatim Fima Qila fi Al-Wala-im

Ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Fashsh Al-Khawatim Fima Qila fi Al-Wala-im berikut; 

الاحتفال بحذاق الصبيان:وروى الدوري في جزئه عن أبي بكر الهذلي قال: سألت الحسن يعني البصري وعكرمة عن الصبي نبتت أسنانه فينثر عليه الجوز، فقالا: حلال.. قال الحسن رضي الله عنه: كانوا إذا حذق الغلام قبل اليوم نحروا جزوراً، واتخذوا طعاماً 

Merayakan kepintaran anak-anak; Al-Dauri meriwayatkan dari Abu Bakr Al-Hudzali, dia berkata; Aku bertanya kepada Al-Hasan Al-Bashri dan Ikrimah mengenai seorang anak yang sudah tumbuh giginya, kemudian dilemparkan kacang-kacangan padanya. Mereka berdua menjawab; Halal. Imam Al-Hasan Al-Bashri berkata; Jika anak sudah pintar, mereka menyembelih kambing kemudian mereka membuat makanan.

Upacara tedhak siten dilakukan ketika seorang bayi berusia 7 bulan dan mulai belajar duduk dan berjalan di tanah. Saat ini masih banyak masyarakat modern yang terkenal praktis namun masih menjalankan ritual ini.

Sebagian besar persepsi awal yang dibangun orangtua yang mengadakan tedhak siten untuk anaknya ialah sebagai upaya bersyukur dan untuk pemilihan karir. Prosesi ini merupakan semangat dalam perjalanan hidup sebagai patokan panduan untuk mewujudkannya dengan keyakinan diri dari orangtua dan anak melalui usaha yang sungguh-sungguh.

 

Referensi :

Musdalifah, Ana., Rizky Yunanto, Taufik Akbar. (2021. Tradisi Tedhak Siten Terkandung Konsep Self Efficacy Masyarakat JawaJurnal PamatorTrunojoyo. Volume 14 No 1, Hlm. 61-65

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *