Tata Cara Qadha Salat Perempuan yang Sedang Haid

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Mengqadha salat bagi wanita yang sedang haid ada beberapa klasifikasinya. Hal itu dijelaskan oleh pakar fikih kewanitaan Ning Sheila Hasina putri dari KH. Hasan Syukri Zamzami, Pondok Lirboyo, Kediri.

Menurut Ning Sheila menjelaskan mengadha’ salat bagi perempuan yang sedang haid ada beberapa perinciannya.

“Ketika dialami oleh perempuan yang bukan daimul hadats (orang yang terus-menerus hadats), maka ketika datang dalam waktu salat dan telah melewati waktu yang cukup untuk digunakan salat ringan (3-5 menit), tapi dia belum melaksanakannya maka wajib untuk mengqadha salat,” ucap Ning Sheila.

Ada beberapa keadaan, semisal, sudah waktu dzuhur, ada perempuan yang tidak istihadhah ataupun tidak sedang menanggung hadast (haid, keputihan), beberapa waktu berselang datang haid atau keputihan, maka hukumnya wajib mengqadha salat.

“Ketika datang haid waktu dzuhur. Masuk waktu dzuhur jam 12.00. Kira-kira orang itu kalau salat mungkin hanya membutuhkan 3 menit saja cukup, maka ketika jam 12.00 lebih 3 menit dia belum salat lalu datang haid maka berarti wajib qadha salat dzuhur,” ucapnya.

Ning Sheila menjelaskan jika datang haidnya dalam waktu salat dan telah melewati jarak waktu yang cukup untuk salat dan bersuci, maka tidak harus diqadha.

“Misalnya 10 menit maka berarti, kalau waktu salat zuhur itu jam 12.00 masuk waktu salat dzuhur. Kemudian digunakan bersuci dan salat 10 menit maka berarti wajib qada kalau semisal datang haidnya jam 12.00 lebih 10 menit dia belum salat zuhur berarti yang wajib diqada sholat dhuhurnya saja” tandasnya.

“Ketika memasuki waktu salat ashar dan sholat ashar masih tersisa waktu yang cukup untuk digunakan mengucapkan takbir Allahu Akbar, kok darah berhenti, maka dia wajib qadha salat asar,” sambungnya.