Tasikmalaya: Santri Unjuk Kitab Kuning di Musabaqah Qira’atil Kutub

 Tasikmalaya: Santri Unjuk Kitab Kuning di Musabaqah Qira’atil Kutub

HIDAYATUNA.COM, Tasikmalaya – Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum membuka kegiatan Musabaqah Qira’atil Kutub Tingkat Provinsi Jabar Tahun 2019 di Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya, Selasa (15/10/2019) malam.

Selain itu, ia mengatakan bahwa Undang-undang Pesantren yang baru disahkan mengharuskan sebuah pesantren memiliki unsur kiai dan pembelajaran Kitab Kuning di dalamnya. Dengan demikian MQK menjadi ajang mengasah kemampuan para santri untuk mendalami Kitab Kuning.

“Di Jabar jumlah pesantrennya ada 10 ribu. Sementara dalam UU Pesantren, pesantren harus ada Kitab Kuning dan harus ada kiai. Salah satu daya dorong untuk memberikan semangat santri belajar Kitab Kuning adalah adanya musabaqah, dilombakan,” katanya.

Musabaqah Qira’atil Kutub sebagai evaluasi bagi para santri dan pesantren, menurutnya, sejauh mana pembelajaran Kitab Kuning dilaksanakan. Sehingga kegiatan ini mampu memberikan semangat bagi para santri supaya giat belajar dan juga memberikan motivasi kepada anak yang belum mengetahui pesantren.

“Siapa tahu dengan adanya MQK, orang tua jadi ingin memasukan anaknya ke pesantren dan anaknya pun semangat masuk pesantren,” ungkapnya.

Tak hanya menjadi ajang silaturahim di antara pesantren, MQK juga diharapkan bisa menumbuhkan minat generasi muda untuk mempelajari Kitab Kuning. Ia menilai generasi muda saat ini kurang tahu tentang pesantren dan Kitab Kuning.

“Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan minat anak muda untuk belajar Kitab Kuning di pesantren Salafiyah karena akhir-akhir ini pesantren salafiyah seperti sudah menurun jumlah muridnya,” paparnya.

“Saya bangga karena pada MQK tahun ini pesertanya bertambah berkali lipat dari dari tahun selumnya, yaitu menjadi 800 peserta dari 27 kabupaten kota di Jabar. Tahun depan kami harap peserta dari kabupaten kota dibantu bupati dan walikota. Selama ini mereka swadaya dan ada dari Kemenag,” imbuhnya.

Para peserta Musabaqah Qira’atil Kutub merupakan para santri yang berasal dari pesantren di 27 kabupaten kota di Jawa Barat. Ada tiga kategori yang dipertandingkan, yaitu Musabaqah Tilawatil Kutub, Hafidzul Kutub, dan Pidato Berbahasa Indonesia.

Seperti yang telah diketahui bahwa kitab Kuning merupakan bagian dari literatur keilmuan Islam yang menyimpan warisan khazanah intelektual yang sangat kaya. Kitab ini membahas mulai dari persoalan yang mendasar hingga persoalan khusus seperti dogma, hukum Islam, hingga ketatanegaraan. Bahkan, di dalam Kitab Kuning terdapat tradisi akademik yang seringkali menghadirkan berbagai pandangan berbeda bahkan bertolak belakang.

Masing-masing pandangan itu memiliki dasar argumennya masing-masing, kemudian muncul sebuah kesimpulan. Tradisi akademik seperti ini diyakini akan mampu menumbuhkan pandangan keagamaan yang moderat.

“Kitab kuning sendiri merupakan produk intelektual ulama yang pada umumnya berisi ajakan untuk mengamalkan Islam dalam bingkai berbangsa dan bernegara. Islam harus kita laksanakan secara kultural, secara struktural, dan perjuangan kiai di masa lalu kita teruskan saat ini,” jelasnya.

Di sisi lain, ia juga menyebut sejumlah program pembangunan keumatan tengah diupayakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, di antaranya Satu Desa Satu Hafidz, English for Ulama, One Pesantren One Product (OPOP), dan Kredit Mesra. Ia sangat mengapresiasi lembaga pendidikan pesantren yang berdiri di Indonesia sejak dulu.

“Pesantren sudah menjadi pilar akidah dan benteng moral bangsa. Bahkan pesantren juga yang telah dan terus membantu pemerintah dalam pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia,” tukasnya.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *