Tantangan Bertelur

 Tantangan Bertelur

Baginda sangat penasaran dengan kecerdikan Abu Nawas. Beliau ingin mengalahkanya dengan memberi teka-teki yang mustahil di pecahkan. Berkali-kali Baginda mencoba, tapi Abu Nawas selalu berhasil memecahkanya. Tugas-tugas yang mustahil juga sudah diberikan.

Akan tetapi, Abu Nawas selalu puny acara untuk menyelesaikannya.

Suatu hari, Ketika sedang berendam bersama para mentri, Baginda mendapat ide.’’ Aha, aku tahu bagaimana cara mengalahkan Abu Nawas,’’ kata Baginda senang.

‘’Bagaimana caranya, Baginda ? tanya para mentri.

‘’kalian akan tahu besok. Undang Abu Nawas berendam bersama kita !’’

Keesokan hari, Abu Nawas datang ke pemandian air hangat istana. Sejak awal, ia sudah curiga. Ia tak pernahdiperintahkan datang ke sana sebelumnya. Pemandiaan itu khusus untuk kalangan istana.

Apa lagi yang diinginkan Baginda ? Apa Baginda ingin mengujiku seperti sebelumnya ? Kali ini,

Bisa saja lebih sulit. Sebab, mungkin aku tak akan punya banyak waktuuntuk berfikir,batin Abu Nawas.

Baginda dan para mentri sudah berendam ketika Abu Nawas tiba. Abu Nawas segera ikut masuk ke kolam air hangat. Setelah berbincang beberapa lama, Baginda pun mengutarakan maksudnya.

‘’Abu Nawas, mari kita melakukan suatu permainan. Permainan kali ini istimewa. Semua orang yang ada di sini harus bisa melakukan apa yang secara alami hanya bisa dilakukan binatang, ‘’ kata Baginda.

‘’Maafkan hamba, Baginda. Hamba belum mengerti,’’ jawab Abu Nawas.

‘’Setiap orang di dalam pemandiaan ini harus bisa bertelur. Barang siapa yang keluar dari kolam tanpa membawa telur, ia akan dihukum.’’ Baginda berkata dengan mantap.

Abu Nawas langsung pucat mendengar perintah itu. Bagaimana mungkin ia bisa bertelur ? Hanya ungas dan beberapa jenis hewan saja yang bisa melakukanya. Bertelur adalah kemampuaan yang diberikan oleh Tuhan. Taka da manusia yang bisa bertelur.

Ketika aba-aba untuk mulai sudah terdengar, Baginda dan para mentri segera menyelam. Tak berapa lama, mereka keluar dari kolam. Masing-masing membawa sebutir telur.

Abu Nawas makin bingung, bagaimana bisa semua orang keluar membawa telur. Dari mana telur itu berasal ? Kebingungan Abu Nawas tak berlangsung lama. Ia yakin telur-telur itu pasti sudah disiapkan sebelum ia datang. Sekarang, ia harus berpikir Keras, bagaimana cara untuk lolos dari permainan itu.

Tinggal Abu Nawas yang masih berada di dalam kolam. Sudah beberapa lama ia menyelam untuk mengulur waktu, tapi ai masih belum menemukan cara untuk mendapatkan telur. Akhirnya, Abu Nawas keluar dari kolam. Ia menjadi satu-satunya orang yang tidak membawa telur.

Baginda dan para mentri merasa senang. Merka mengira telah berhasil mengalahkan Abu Nawas. Namun, mereka juga heran melihat Abu Nawas tetap tenang. Apakah ia tak takut mendapat hukuman ?

‘’Hai Abu Nawas, apakah kau sudah berhasil bertelur ? ‘’tanya Baginda.

Lihatlah, semua orang di sini telah membawa telur,’’lanjutnya. Abu Nawas hanya menjawab dengan menunjukan kedua tangannya yang kosong.

‘’Jadi, kau satu-satunya yang tak bisa bertelur. Kau harus menerima hukuman.’’ Baginda tersenyum penuh kemenangan.

Mendengar perkataan Baginda, Abu Nawas tiba-tiba bertingkah aneh. Ia berjalan ke sana sini sambil mengepak-ngepakan tangan seperti sayap. Kemudian, ia berteriak keras ‘’Kukuruyuuuuuukkkk….!’’

Semua orang yang ada di sana terkejut dengan tingkah Abu Nawas. Apakah kali ini ia benar-benar sudah menjadi gila ? Ketika semua terlihat bingung, baru Abu Nawas memberi penjelasan.

‘’Maafkan hamba, Baginda yang Mulia. Hamba sudah berusaha keras untuk bertelur. Sebenarnya , bisa saja kalau hamba mau. Tapiterus terang, hamba tetap tak sanggup. Bukan karena apa-apa, melainkan karena keyakinan bahwa hamba adalah laki-laki. Hanya betina saja yang dapat bertelur. Kukuruyuuuuuukkk….!’’

Mendengar penjelasan Abu Nawas, seketika wajah Baginda dan para mentri menjadi merah padam. Mereka sadar telah membuat diri mereka terlihat seperti betina. Sementara itu, Abu Nawas berhasil membuktikan bahwa dirinya layak disebut jantan.

Sumber : Abu Nawas Kumpulan Dongeng Cerdik Dan Jenaka.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *