Syekh Yasin al-Fadani Gudang Sanad Dunia Abad ke-20

 Syekh Yasin al-Fadani Gudang Sanad Dunia Abad ke-20

Mengembalikan Nasab Pada Aturan Hadis dan Fikih (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Dalam Islam, sanad keilmuan tidak hanya penting, namun juga sebagai pertanyaan di hari kiamat kelak. Sanad keilmuan merupakan rantai keilmuan dengan runtut sampai ke Nabi Muhammad SAW.

Diskursus tentang sanad keilmuan, sosok Syekh Yasin al-Fadani adalah potret sosok ulama yang memiliki banyak sandaran. Bahkan ia disebut sebagai gudang sanad dunia di abad ke-20 atau Musnid ad-Dunya.

“Diketahui, gelar musnid tidak dapat disematkan begitu saja tanpa pengakuan yang luas. Sebab, itulah tanda bukti kedalaman ilmu seseorang,” tulis akun akun Twitter @SejarahUlama, Jum’at (18/02/2022).

Syekh Yasin lahir pada tahun 1915 di Mekkah, putra dari ulama terkemuka Syekh Muhammad Isa al-Fadani. Syekh Yasin adalah siswa Madrasah Darul Ulum al-Diniyyah.

“Syaikh Yasin dan kawan-kawan termasuk murid angkatan pertama di sekolah tersebut. Kelak, saat dewasa, beliau berkesempatan menjadi guru di sini,” sambungnya.

Madrasah Darul Ulum al-Diniyyah sendiri merupakan institusi pendidikan keilmuan agama Islam terkemuka di Madinah.

“Sebagai pengajar di Madrasah Darul Ulum, Syekh Yasin al-Fadani tiap bulan Ramadhan membaca dan memberikan ijazah tentang Kutub al-Sittah kepada para muridnya. Kebiasaan itu bertahan 15 tahun lamanya,” tandasnya.

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *