Syekh Said Ramadhan Al-Buthi: Intelektual Muslim Sang Penggema Suara Moderat
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Di tengah pluralitas pemikiran Islam yang seringkali diwarnai oleh perdebatan sengit dan sikap ekstremisme, tampil seorang ulama terkemuka dari Suriah yang mempromosikan pandangan yang lebih moderat dan inklusif.
Beliau adalah Syekh Said Ramadhan Al-Buthi, seorang cendekiawan muslim yang dikenal luas tidak hanya di Suriah, tetapi juga di seluruh dunia Islam berkat kontribusinya yang signifikan dalam bidang pemikiran Islam kontemporer.
Syekh Said Ramadhan Al-Buthi lahir pada tahun 1929 di kota Damaskus, Suriah. Sejak kecil, ia dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang taat beragama dan mencintai ilmu pengetahuan.
Ayahnya, Mulla Ramadhan Al-Buthi, adalah seorang ulama terkenal yang menjadi mentor spiritual dan intelektual bagi putranya.
Di bawah bimbingan sang ayah, Said Ramadhan Al-Buthi mempelajari berbagai cabang ilmu keislaman, seperti tafsir, hadits, fikih, dan tasawuf.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, Syekh Al-Buthi melanjutkan studinya di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
Di sana, ia memperdalam pengetahuannya tentang studi Islam klasik sekaligus mempelajari pemikiran-pemikiran modern yang berkembang di dunia Arab dan Islam.
Pengalaman ini membentuk pola pikirnya yang terbuka dan moderat, di mana ia berusaha untuk menjembatani warisan intelektual Islam masa lalu dengan tantangan-tantangan kontemporer.
Sepanjang kariernya, Al-Buthi dikenal sebagai seorang pemikir Islam yang produktif.
Ia menulis lebih dari 60 buku yang mencakup berbagai topik, mulai dari tafsir Al-Qur’an, hadits, fikih, akidah, hingga isu-isu kontemporer seperti hak asasi manusia, demokrasi, dan pluralisme.
Karya-karyanya mencerminkan keluasan wawasan dan kedalaman ilmunya, sekaligus merefleksikan semangat moderasi yang menjadi ciri khasnya.
Salah satu kontribusi utama Syekh Al-Buthi adalah upayanya untuk mempromosikan pemahaman Islam yang moderat dan toleran.
Beliau mengkritik keras paham-paham ekstremis yang menyebar di dunia Islam, seperti terorisme dan radikalisme.
Dalam pandangannya, Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian, kasih sayang, dan penghormatan terhadap keragaman.
Syekh Al-Buthi menekankan pentingnya dialog dan saling pengertian antara berbagai kelompok dan aliran dalam Islam, serta antara muslim dan non-muslim.
Selain itu, beliau juga mempromosikan pembaruan pemikiran Islam dengan mengintegrasikan warisan intelektual klasik dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern.
Syekh Al-Buthi mendorong umat Islam untuk terlibat aktif dalam diskursus ilmiah dan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan peradaban manusia.
Dalam hal ini, Al-Buthi menekankan pentingnya ijtihad, atau upaya sungguh-sungguh untuk memahami dan menginterpretasikan ajaran Islam sesuai dengan konteks zaman.
Meskipun berasal dari Suriah, pengaruh Syekh Al-Buthi melampaui batas-batas geografis.
Karyanya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan dibaca oleh muslim di seluruh dunia.
Beliau sering diundang untuk memberikan ceramah dan kuliah di berbagai negara, termasuk di Indonesia, Malaysia, dan negara-negara Eropa.
Sayangnya, perjuangan dakwah Syekh Al-Buthi yang berharga harus berakhir tragis. Pada tahun 2013, beliau menjadi korban serangan bom bunuh diri di area pinggiran Damaskus.
Kematiannya disambut dengan kesedihan mendalam dari para pengikut dan penggemarnya di seluruh dunia.
Namun, warisan intelektual dan spiritual yang ditinggalkan Syekh Al-Buthi akan terus hidup dan memberikan pengaruh positif bagi generasi Muslim mendatang.
Suara moderasinya yang menggemakan toleransi, perdamaian, dan dialog akan terus bergema.
Syekh Al-Buthi akan selalu menginspirasi umat Islam untuk menjadi agen perubahan positif di tengah tantangan global yang dihadapi dunia saat ini.
Dalam era di mana konflik dan perpecahan seringkali menghiasi wajah Islam, sosok Syekh Al-Buthi menjadi pengingat bahwa Islam sejatinya adalah agama yang mengajarkan kedamaian.
Ajaran tentang kasih sayang, persaudaraan antar umat Islam dan penghormatan terhadap keragaman dengan penganut agama yang lain.
Melalui pemikiran dan karyanya, Syekh Al-Buthi meninggalkan warisan yang tak ternilai harganya bagi upaya mewujudkan Islam yang moderat, inklusif, dan relevan dengan perkembangan zaman. []